Apakah Sinyal E-SIM Lebih Kuat dari SIM Fisik? Ini Faktanya

eSIM kini semakin populer sebagai alternatif pengganti SIM fisik di berbagai perangkat modern. Banyak yang bertanya-tanya, apakah penggunaan e-SIM membuat sinyal jadi lebih kuat atau lebih stabil dibandingkan dengan kartu SIM konvensional?
Apakah e-SIM lebih kuat?
Saat e-SIM diaktifkan, perangkat akan langsung terkoneksi dengan penyedia layanan seluler dan mengunduh profil jaringan secara digital. Fleksibilitas inilah yang membuat e-SIM banyak dipilih, terutama oleh pengguna perangkat IoT dan mereka yang sering bepergian ke luar negeri.
Dilansir dari laman getnomad, secara teknis tidak ada perbedaan berarti antara keduanya. Baik e-SIM maupun SIM fisik menggunakan jaringan dan infrastruktur seluler yang sama.
Beberapa faktor yang memengaruhi kekuatan sinyal antara lain jarak perangkat dengan menara pemancar, hambatan fisik seperti bangunan atau pohon, interferensi dari perangkat elektronik lain, serta kualitas antena dalam perangkat.
Dengan demikian, baik pengguna e-SIM maupun SIM fisik tetap akan mengalami penurunan sinyal bila berada di lokasi dengan kondisi jaringan yang tidak optimal.
Provider yang terus memperluas jaringan, membangun menara pemancar di lokasi strategis, dan menggunakan teknologi penguat sinyal, berkontribusi besar terhadap pengalaman pengguna, terlepas dari jenis SIM yang digunakan.
Ke depan, dengan semakin banyaknya produsen yang mendukung teknologi e-SIM dan komitmen operator dalam memperkuat infrastruktur jaringan, pengguna e-SIM diharapkan dapat menikmati kualitas sinyal yang makin stabil, baik di kota besar maupun wilayah pelosok.
Kesimpulannya, eSIM menawarkan kemudahan dan efisiensi, namun tidak memberikan pengaruh langsung terhadap kekuatan sinyal. Faktor lingkungan, posisi geografis, serta dukungan provider tetap menjadi penentu utama kualitas koneksi seluler.