Minat Warga AS terhadap Mobil Listrik Turun Signifikan pada 2025

Survei terbaru menunjukkan bahwa sebagian besar warga Amerika Serikat (AS) masih belum siap beralih ke kendaraan listrik berbasis baterai atau battery electric vehicle (BEV).
Survei tahunan dari American Automobile Association (AAA) tahun 2025 menunjukkan penurunan minat warga AS terhadap mobil listrik dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.
Dilansir dari Carscoops.com, hanya 16 persen responden yang mengatakan kemungkinan besar akan membeli mobil listrik.
Banyak mobil listrik Tesla dibakar para pedemo Trump, termasuk Cybertruck
Angka ini merupakan yang terendah sejak AAA mulai menggelar survei serupa pada 2019.
Sebaliknya, sebanyak 63 persen responden mengaku tidak tertarik memiliki EV.
Sebagai perbandingan, pada 2022, 25 persen responden tertarik dengan EV, sedangkan 51 persen menyatakan tidak berminat.
Tak hanya minat membeli yang menurun, keyakinan masyarakat AS terhadap masa depan mobil listrik juga ikut melemah.
Bangkai mobil Tesla Cybertruck yang meledak di depan Trump International Hotel di Las Vegas, Negara Bagian Nevada, Amerika Serikat, Rabu (1/1/2025).
Hanya 23 persen responden yang percaya bahwa sebagian besar mobil di AS akan beralih menjadi listrik dalam 10 tahun ke depan.
Padahal, pada 2022, angkanya mencapai 40 persen.
Dalam survei ini, AAA juga menanyakan alasan utama warga AS belum tertarik menggunakan mobil listrik.
BYD Atto 3
Hasilnya, mayoritas responden menyebutkan:
1. Biaya perbaikan baterai terlalu mahal (62 persen)
2. Harga beli mobil listrik masih tinggi (59 persen)
3. Tidak cocok untuk perjalanan jarak jauh (57 persen)
4. Fasilitas pengisian daya publik belum memadai (56 persen)
Presiden Amerika Serikat Donald Trump saat berbicara di Oval Office Gedung Putih, Washington DC, 5 Mei 2025.
5. Takut kehabisan daya di tengah jalan (55 persen)
6. Kekhawatiran soal keselamatan (31 persen)
7. Tidak bisa memasang pengisi daya di rumah (27 persen)
8. Insentif pemerintah yang semakin berkurang (12 persen)
Meski begitu, masih ada sebagian warga AS yang mempertimbangkan membeli EV.
Alasan utama mereka adalah penghematan bahan bakar, yang disebut oleh 77 persen responden.
Selain itu, 59 persen menyebut alasan lingkungan, sedangkan 47 persen berharap biaya perawatan EV lebih rendah dibanding mobil bermesin bensin.
Namun, dukungan terhadap insentif pemerintah juga mulai menurun.
Hanya 39 persen responden yang menyebut insentif pajak sebagai faktor pendorong membeli EV, turun jauh dari 60 persen pada tahun 2022.
Penurunan ini dinilai sejalan dengan kebijakan pemerintahan Donald Trump yang mengurangi subsidi kendaraan listrik.
Minat terhadap fitur teknologi canggih dalam mobil listrik juga melemah.
Hanya 22 persen responden yang menganggap teknologi sebagai daya tarik utama EV.
Masa Depan Mobil Listrik
AAA menyimpulkan bahwa masih banyak keraguan di kalangan masyarakat AS mengenai masa depan mobil listrik.
Padahal, pilihan model dan teknologi kendaraan listrik di pasar terus bertambah.
“Sejak kami mulai memantau minat terhadap mobil listrik murni, kami melihat naik-turunnya ketertarikan,” ujar Greg Bannon, Direktur Teknik Otomotif AAA.
“Meski industri otomotif berkomitmen untuk elektrifikasi jangka panjang, keraguan konsumen masih menjadi tantangan utama,” katanya.
Survei ini dilakukan pada 6–10 Maret 2025 dengan melibatkan 1.128 responden.
Menurut AAA, hasil survei ini mewakili sekitar 97 persen populasi rumah tangga di Amerika Serikat.