Unpad Temukan Joki di SMUP 2025, Tegaskan Diskualifikasi Peserta Curang

Universitas Padjadjaran (Unpad) menemukan sejumlah kasus perjokian dalam Seleksi Mandiri Universitas Padjadjaran (SMUP) 2025.

Pihak universitas pun memastikan akan memberikan tindakan tegas kepada peserta yang terbukti melanggar aturan.

Pemeriksaan foto ungkap temuan joki

Koordinator Bidang Pelaksana Ujian Online Unpad, Alan Ridwan Maulana, mengungkapkan, temuan ini berawal dari pemeriksaan foto para pendaftar. Beberapa wajah yang teridentifikasi sebagai joki sebelumnya sudah dikenal di media.

Mereka yang kebanyakan memilih program studi kedokteran atau kedokteran gigi, diduga mendaftar tidak hanya pada Seleksi Nasional Berdasarkan Tes (SNBT), namun juga pada jalur seleksi mandiri.

"Joki ini mendaftar di seleksi mandiri setelah sebelumnya terdaftar di SNBT. Program studi yang mereka pilih hampir semuanya adalah kedokteran atau kedokteran gigi. Kami di Unpad akan bertindak tegas terhadap pelanggaran ini," ujar Alan, Selasa (17/6/2025), seperti ditulis Antara.

Tindakan tegas untuk peserta curang

Unpad tidak segan-segan untuk mendiskualifikasi peserta yang terbukti melakukan kecurangan, termasuk yang diduga menggunakan joki dalam ujian.

Alan menjelaskan bahwa pihak universitas juga telah memeriksa sistem ujian untuk memastikan apakah para peserta benar-benar mengikuti ujian secara langsung.

"Jika peserta yang dicurigai sebagai joki ikut ujian SMUP, kami akan langsung mendiskualifikasi mereka. Ini juga berlaku untuk peserta yang terbukti melakukan kecurangan," kata Alan.

Namun, ia menegaskan bahwa tindakan tegas ini tidak akan diteruskan ke pelaporan hukum.

Untuk meminimalisir kecurangan dalam ujian, termasuk penggunaan joki, Unpad telah memanfaatkan teknologi terkini. Panitia seleksi mengembangkan aplikasi ujian SMUP yang harus diinstal pada perangkat peserta.

Aplikasi ini dilengkapi dengan teknologi pengenalan wajah (face recognition) yang memungkinkan kecocokan antara wajah peserta dengan foto yang terdaftar.

"Unpad tidak menggunakan ujian daring berbasis web, karena itu memungkinkan peserta membuka aplikasi lain. Aplikasi SMUP kami dapat memblokir upaya tersebut, sehingga peserta hanya dapat fokus pada soal ujian. Selain itu, ujian juga diawasi melalui dua kamera, yaitu dari laptop dan aplikasi Zoom yang dijalankan di ponsel peserta," ujar Alan.

Hati-hati dalam proses diskualifikasi

Rektor Universitas Padjadjaran, Prof. Arief S. Kartasasmita, mengungkapkan komitmennya untuk mendiskualifikasi peserta yang terbukti melakukan kecurangan.

Namun, ia menegaskan bahwa keputusan untuk mendiskualifikasi akan sangat hati-hati, dengan mempertimbangkan berbagai faktor dan memastikan bahwa pelanggaran yang terjadi benar-benar terjadi.

"Jika terbukti ada kecurangan, kami akan diskualifikasi. Namun, kami harus sangat teliti dalam mengambil keputusan. Kami akan mengevaluasi dengan hati-hati dan memastikan bahwa peserta benar-benar melanggar aturan dalam pelaksanaan seleksi," jelas Arief.

Arief juga menambahkan bahwa Unpad menggunakan berbagai variabel dalam menilai calon mahasiswa, seperti nilai rapor, hasil Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK), serta verifikasi data yang dikeluarkan oleh panitia nasional.

SMUP 2025 dihadiri ribuan peserta

Sebanyak 35.155 peserta mengikuti SMUP 2025 yang terdiri dari tiga skema seleksi: skema UTBK dan Rapor (18.070 peserta), skema Ujian SMUP (14.652 peserta), dan skema Minat dan Bakat/Prestasi Non-Akademik (2.433 peserta). Sebanyak 32 peserta dengan disabilitas juga terdaftar dalam seleksi ini.

Saat ini, jalur seleksi yang masih membuka pendaftaran adalah Program S1 Kelas Internasional (IUP) Batch 3, yang dapat dilakukan hingga 2 Juli mendatang. Informasi lebih lanjut dan pendaftaran dapat diakses melalui laman resmi SMUP Unpad di smup.unpad.ac.id.

Dengan berbagai upaya tersebut, Unpad memastikan seleksi yang berlangsung adil dan transparan, memberikan kesempatan yang sama bagi seluruh peserta.