Ini Jenis Lamborghini yang Dikendarai Diogo Jota

Dunia sepak bola berduka atas kepergian Diogo Jota yang secara tiba-tiba. Penyerang Liverpool dan tim nasional Portugal tersebut tutup usia pada 28 tahun usai mengalami insiden tragis saat mengendarai Lamborghini, Kamis (3/7/2025).
Dikutip footyroom dari laporan otoritas Spanyol dan saksi mata, kecelakaan terjadi pada dini hari di jalan tol kilometer A-52 dekat kota Zambora, Spanyol dengan Jota yang mengemudikan Lamborghini Huracan Performante ditemani sang adik, Andre Silva.
Kala itu, mobil tampak melakukan manuver untuk mendahului dengan kecepatan tinggi. Tapi tidak teruga, mobil mengalami pecah ban, sehingga membuat laju tidak terkendali hingga keluar jalur dan terguling beberapa kali sebelum akhirnya terbakar.
Lamborghini Huracan Performante
Kini, kepolisian setempat tengah melakukan investigasi bersama untuk mengetahui insiden lebih jauh.
Mengenai supercar yang digunakan Jota yaitu Lamborghini Huracan Performante, bukanlah sekadar supercar biasa.
Mobil ini adalah varian spesial dari Huracan yang dibekali teknologi aerodinamika aktif bernama Aerodinamica Lamborghini Attiva (ALA).
Sekilas bentuk splitter depan dan sayap belakang (rear wing) terlihat sederhana. Tapi di balik desain tersebut terdapat mekanisme slit (irisan) pada spoiler depan dan sayap belakang yang berfungsi untuk mengatur aliran udara.
Ketika bekerja optimal, spoiler dan sayap mampu menghasilkan downforce hingga 350 kg pada kecepatan tinggi, sementara dalam kondisi netral, drag bisa ditekan untuk menambah kecepatan, meski konsekuensinya downforce berkurang hingga setengahnya.
Menariknya, sayap belakang Huracan Performante dibuat dari forged carbon fibre, material serat karbon tempa dengan tampilan menyerupai batu black opal.
Lamborghini Huracan Performante
Dengan material ini, bobot kedua elemen aerodinamika aktifnya lebih ringan, hanya menambah kurang dari 40 kg dibandingkan sistem aerodinamika elektrik konvensional, dan tidak tampak ada komponen bergerak.
Selain meningkatkan gaya tekan ke jalan, teknologi ALA juga bekerja sama dengan fitur Lamborghini Piattaforma Inerziale (LPI) untuk menjaga keseimbangan mobil.
Sistem ini menyesuaikan drag depan dan belakang secara proporsional, agar downforce tidak berlebihan di bagian belakang. Jika berlebihan, hidung mobil bisa terangkat saat melaju di kecepatan ekstrem.
Tim insinyur Lamborghini juga memangkas bobot sasis 40 kg dibandingkan Huracan standar. Beberapa panel bodi depan dan belakang diganti dengan forged carbon fibre, sedangkan saluran gas buang pakai material titanium alloy sehingga lebih ringan.
Diogo Jota dan Andre Silva pernah memperkuat FC Porto.
Dapur pacu supercar tersebut dibekali muesin V10 naturally aspirated 5.2L yang bisa menghasilkan tenaga 640 hp pada 8.000 rpm dengan torsi puncak 600 Nm pada 6.500 rpm.
100 kilometer per jam dapat diraih hanya dalam 2,9 detik, lebih cepat dibanding Huracan standar yaitu 3,2 detik. Sementara kecepatan puncaknya di angka 325 kilometer per jam.