Kontroversi Hindia Dituduh Satanik, Batal Manggung di Tasikmalaya

Rencana konser musik bertajuk Ruang Bermusik 2025 yang digelar di Lanud Wiriadinata, Tasikmalaya, pada Sabtu (19/7/2025) hingga Minggu (20/7/2025), tersandung polemik.
Salah satu pengisi acara, band Hindia, mendapat penolakan keras dari sejumlah ormas Islam yang menilai band tersebut tidak pantas tampil di kota santri.
Penolakan muncul karena Hindia dianggap membawa simbol dan pemahaman yang tidak sejalan dengan nilai-nilai keislaman.
"Yang dipermasalahkan band ini ada indikasi band satanic, band yang memang nyerempet pada norma-norma melanggar syariat, dengan pemahaman, simbol-simbol dajal, baphomet itu saja yang jadi permasalahan," ujar Ketua Al Mumtaz Kota Tasikmalaya, Ustaz Hilmi Afwan, Minggu (13/7/2025).
Selain Hindia, konser ini juga mengumumkan line up lainnya, termasuk Nadin Amizah, Maliq & D’Essentials, Whisnu Santika, Lomba Sihir, Adnan Veron x HBRP, Feast, dan Perunggu.
Wakil Wali Kota Tasikmalaya, Diky Chandra, merespons polemik ini dengan menyerukan penyelesaian yang mengedepankan aturan dan dialog.
"Saya tidak mau berbicara kepentingan pribadi, tapi segala sesuatu hari ini saya bicara sesuai aturan yang ada," kata Diky saat menghadiri kegiatan di Leuwidahu, Kecamatan Indihiang.
Menurutnya, penyelenggara acara sudah menjalankan prosedur sesuai kesepakatan yang pernah dibuat sebelumnya, dan tidak memiliki maksud buruk dalam mengadakan konser tersebut.
"Tapi saya yakin juga teman-teman dari EO itu tidak ada maksud buruk sama sekali, mungkin berpikirnya toh sebelumnya sudah pernah, kaya kejadian di Aceh juga yang kemungkinan menjadi pemicu utamanya," tambahnya.
Demi Kelancaran Acara, Hindia dan Lomba Sihir Dicoret dari Line Up
Keputusan untuk mencoret Hindia dan Lomba Sihir diumumkan langsung oleh Rizki Ginanjar Saputra, promotor sekaligus Founder Ruang Bermusik, usai proses mediasi dengan berbagai pihak, termasuk Polres Tasikmalaya, Forkopimda, dan sejumlah ulama.
"Karena ada atensi dari beberapa ormas yang menganggap Hindia dan Lomba Sihir tidak sesuai dengan nilai-nilai kearifan lokal, akhirnya kami memutuskan untuk men-take down mereka dari line up," ujar Rizki, Selasa (15/7/2025).
Ia menyebut bahwa meski pihaknya telah menjelaskan konsep acara secara detail dalam forum mediasi, perbedaan pandangan tetap tak terhindarkan.
"Kami sudah berusaha menjelaskan secara rinci dalam forum yang dimediasi Polres. Namun pada akhirnya, agar acara tetap bisa terselenggara dengan lancar, kami memilih menurunkan Hindia dan Lomba Sihir dari panggung," jelasnya.
Rizki menekankan bahwa kelangsungan acara lebih diutamakan, mengingat dampaknya yang luas bagi ekosistem ekonomi kreatif di Tasikmalaya.
"Yang terpenting adalah acara tetap berjalan. Ruang Bermusik lahir di Tasik, untuk Tasik. Kalau acara sampai batal, dampaknya akan lebih besar, tidak hanya bagi kami, tapi juga ekonomi kreatif dan masyarakat luas," ucapnya.
Meski Hindia dan Lomba Sihir batal tampil, konser tetap akan digelar dengan formasi pengisi acara lainnya seperti Feast, Maliq & D’Essentials, Nadin Amizah, Whisnu Santika, Perunggu, dan Adnan Veron x HBRP. Menariknya, Feast tetap tampil meski dipimpin oleh sosok yang sama dengan Hindia, yakni Baskara Putra.
Panitia Sudah Kantongi Izin, Sponsor Kena Dampak
Kapolres Tasikmalaya Kota, AKBP Moh Faruk Rozi, memastikan bahwa panitia penyelenggara telah memenuhi semua prosedur perizinan sesuai ketentuan yang berlaku.
"Panitia sudah mengurus seluruh izin kegiatan sesuai prosedur. Kami juga sudah melakukan koordinasi dengan berbagai pihak untuk memastikan kegiatan berjalan dengan aman dan tertib," ujarnya.
Di sisi lain, keputusan untuk mencoret Hindia dari daftar tampil juga berdampak pada kerja sama dengan sponsor.
"Pengaruhnya besar, terutama untuk sponsor. Karena perjanjian awal dengan mereka sudah mencantumkan nama Hindia sebagai daya tarik utama. Tapi lagi-lagi, acara tetap jalan adalah hal yang paling utama," ungkap Rizki.
Tercatat, sekitar 7.000 hingga 8.000 tiket untuk dua hari acara telah terjual, dengan harga mulai dari Rp 100.000 hingga Rp 200.000 tergantung waktu pembelian.
Koalisi Masyarakat Sipil turut menyampaikan apresiasi kepada Polres Tasikmalaya atas upaya mediasi yang dinilai profesional dan mampu menjaga keseimbangan antara keamanan serta kebebasan berekspresi.