Penjualan Mobil Baru Lesu Bikin Balai Lelang Kendaraan Waspada

Penjualan mobil baru di Indonesia pada 2025 masih sangat jauh dari harapan. Seperti terjadi sepanjang Juni lalu.

Menurut data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) pada bulan lalu hanya ada 57.760 unit mobil yang terdistribusi dari pabrik ke diler (wholesales).

Bila dibandingkan dengan pencapaian di Mei 2025, angka di atas menyusut 4,7 persen dari 60.613 unit.

Kemudian penjualan mobil baru secara ritel di Juni 2025 naik tipis, yaitu 0,6 persen dari 61.339 unit menjadi 61.647 unit.

IBID Punya Kantor Baru, Siap Manjakan Pembeli Mobil Bekas

Di sisi lain jika dibandingkan dengan Juni 2024, wholesales bulan lalu merosot 22,6 persen dari 74.615 unit menjadi hanya 57.760 unit.

Sementara penjualan mobil baru secara ritel juga turun sampai 12,3 persen. Semula 70.290 kendaraan roda empat pada Juni 2024 kemudian menyusut ke 61.647 unit bulan lalu.

Kondisi ini tentu sangat mengkhawatirkan. Dapat mengancam keberlangsungan industri kendaraan roda empat di Tanah Air jika terjadi dalam waktu lama.

Kendati demikian situasi di atas justru menjadi berkah tersendiri bagi pihak lain. Seperti dialami oleh balai lelang IBID.

Mereka justru mengaku dapat meraup banyak keuntungan, sebab peminat mobil lelang bertambah tahun ini.

“Kami sudah dapat hampir 50 persen lebih dari target Rp 4,5 triliun,” ungkap Daddy Doxa, Presiden Director IBID di Jakarta Timur beberapa hari lalu.

Lebih jauh Doxa menuturkan bahwa penjualan mobil lewat lewat lelang itu mencapai 120 ribu sampai 130 ribu kendaraan per tahun.

Berangkat dari hal tersebut IBID menargetkan bisa meniagakan 35 ribu unit pada tahun ini dengan omzet menembus Rp 4,5 triliun.

“Totalnya kalau omzet (semester pertama 2025) mungkin sekitar Rp 2 triliunan,” lanjut Doxa.

Meski begitu IBID tidak mau langsung bersenang-senang. Pasalnya mereka mewaspadai kondisi pasar di semester kedua 2025.

Menurut Doxa ada potensi penurunan daya beli masyarakat di tengah kinerja penjualan mobil baru yang belum sepenuhnya pulih.

Dengan begitu tetap bisa memberikan dampak negatif bagi balai lelang di Indonesia seperti IBID sendiri.

“Diuntungkan, tetapi ada satu isu yaitu purchasing power. Itu kan soal ekonomi, daya beli mulai melemah mungkin berdampak ke kami irisannya,” ia menambahkan.

Doxa pun mengaku telah menyiapkan berbagai langkah antisipasi guna mengatasi melemahnya daya beli masyarakat. Seperti contoh dengan menggandeng perusahaan multifinance.

Penjualan Mobil Baru Lesu Bikin Balai Lelang Kendaraan Waspada

Hal tersebut dilakukan demi mempermudah pembiayaan, mengingat banyak konsumen memilih skema kredit dibanding membayar secara tunai.

“Kami mencoba tidak hanya ke corporate, tetapi masuk ke individual. Memang masih kecil serta tidak mudah apalagi tidak semua orang beli cash,” tegas Doxa.

IBID juga menawarkan mekanisme kerja sama dengan multifinance melalui skema pre-approved sebelum lelang berlangsung.

Diharapkan bisa menjawab tantangan pembayaran yang selama ini harus diselesaikan maksimal lima hari setelah pemenang diumumkan.