Penjualan Mobil Murah Turun, Segmen Menengah Atas Justru Cuan
Industri otomotif masih terus mengalami tantangan di pertengahan 2025. Mengacu pada data Gaikindo (Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia), angka penjualan ritel mobil per Juni 2025 year-on-year turun 12,3 persen.
Jika dilihat secara keseluruhan Januari-Juni 2025 penjualan ritel mobil ada di angka 390.467 unit, masih jauh dari target minimal Gaikindo yakni sekitar 750 ribu unit.
Kemudian satu hal yang jadi perhatian adalah turunnya penjualan mobil murah bersamaan dengan kenaikan segmen MPV (Multi Purpose Vehicle) dan SUV (Sport Utility Vehicle) medium-high.
Lebih rinci dijelaskan, penjualan segmen mobil murah termasuk LCGC (Low Cost Green Car) sepanjang semester pertama 2025 turun 12 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Khusus untuk LCGC sendiri, angka penurunan penjualannya adalah 3,7 persen pada semester I 2025.
Sementara segmen lain mencakup MPV dan SUV medium-high, pikap medium dan truk naik 27 persen.
Merespons hal tersebut, belum lama ini pemerintah memutuskan untuk memperpanjang insentif LCGC sampai 2031 guna mendongkrak penjualan.
Sebagai salah satu produsen LCGC di Indonesia, Daihatsu berharap pada semester kedua 2025 penjualan mobil bisa mengalami peningkatan dengan bantuan dari pemerintah.
“Yang terpenting adalah leasing. Karena kita masih didominasi kredit di pasar Indonesia, (harapannya) NPL (Non-Performing Loan) juga bisa semakin sehat,” kata Sri Agung Handayani, Marketing and Corporate Communication Director PT ADM (Astra Daihatsu Motor) di Jakarta, Kamis (17/07).
Dia menegaskan memang tahun ini penjualan mobil sempat alami penurunan di periode tertentu seperti Januari saat konsumen menunda pembelian akibat menunggu kebijakan opsen.
Penurunan penjualan LCGC yang cukup signifikan menurut dia menjadi alasan Daihatsu mulai mengubah strategi penjualan dan mencoba menjangkau lebih banyak jenis konsumen.

“Kita masih fokus di first car buyer, wilayahnya sama tetap masuk ke urban tetapi juga remote dan rural area,” kata Agung.
Dia menegaskan Daihatsu mengapresiasi keputusan pemerintah kembali menerapkan insentif LCGC guna membantu pabrikan dalam kembali menggairahkan daya beli masyarakat di masa mendatang.
“Kita sama-sama (berkolaborasi) untuk bisa ada demand, supaya ada produksi di kita. Jadi mau tidak mau, harus kita sikapi bersama,” tegas Agung.