Polda DIY Tangkap Pemain Judol yang Rugikan Bandar, Sebut Berawal dari Laporan Warga

Polda DI Yogyakarta menangkap lima orang pemain judi online yang merugikan bandar judi online hingga Rp 50 juta per bulannya.
Penangkapan ini dilakukan karena mereka diduga "mengakali sistem" di situs judi online.
Kelima tersangka, yang berinisial RDS, NF, EN, DA, dan PA, ditangkap di sebuah rumah kontrakan di Banguntapan, Bantul, DI Yogyakarta, beberapa waktu lalu.
Modusnya, mereka membuat puluhan akun baru untuk mendapatkan keuntungan dari promosi situs judi online.
Siapa yang melapor? Polisi: dari laporan masyarakat
Kelima pemain judi online yang telah membobol situs judi dan bisa mengakali bandar judol hingga rugi puluhan juta ini kini ditangkap polisi. Lalu siapa yang melaporkannya?
Polisi tidak menyebutkan pihak pelapor kasus ini. Kasubdit V Cyber Ditreskrimsus Polda DIY AKBP Slamet Riyanto hanya mengungkap bahwa kasus ini terungkap dari laporan masyarakat pada 10 Juli 2025.
Tim gabungan dari Ditintelkam dan Subdit V Siber Ditreskrimsus Polda DIY langsung menindaklanjuti laporan tersebut.
Slamet menjelaskan bahwa RDS merupakan otak utama dari operasi judi online ini.
RDS bertugas memetakan laman-laman judi yang menawarkan promo 'cash back' dan berperan sebagai penyedia sarana judi online serta pemodal.
Sementara itu, empat pelaku lainnya bertugas sebagai pemain judi.
“Kita amankan 5 orang, mereka tertangkap tangan sedang berjudi. RDS ini bosnya, dia yang menyiapkan link atau situsnya, mencari, kemudian menyiapkan PC, dan menyuruh 4 karyawan untuk memasang judi online,” kata Slamet pada Kamis (31/7/2025).
Para tersangka mencari keuntungan dengan memanfaatkan promosi yang ada di setiap pembukaan akun baru.
Akali bandar judi, raup Rp 50 Juta sebulan
Disebutkan, dalam satu bulan, omzet kelompok ini dapat mencapai Rp 50 juta dari hasil menipu bandar judi.
Sementara itu, karyawan mereka digaji antara Rp 1 juta hingga Rp 1,5 juta per minggu atau bisa mencapai Rp 6 juta sebulan. Jumlah itu lebih dari dua kali lipat UMR Kota Yogya.
“Mereka sudah beroperasi kurang lebih 1 tahun. Kita masih dalami apakah mereka benar-benar sebagai player atau ada yang lainnya,” tambahnya.
Modus akali situs judi
Modus penipuan bandar judi itu dimulai dengan karyawan tersebut membuka akun baru dan sekaligus berjudi. Karena akun baru memiliki persentase menang lebih tinggi dibandingkan akun lama.
Slamet menjelaskan bahwa setiap komputer dapat membuat 10 akun baru.
Dengan 4 PC yang digunakan, total per hari mereka dapat membuat sebanyak 40 akun baru di laman judi online.
“Iya (mengakali sistem), modusnya seperti itu, dia cari promosinya,” tuturnya.
Setiap pemain memainkan 10 akun
Kanit 1, Subdit V, Ditreskrimsus Polda DIY, Kompol Ardiansyah Rolindo Saputra, menambahkan bahwa setiap pemain wajib memainkan 10 akun dalam satu hari, sehingga total ada 40 akun yang aktif bermain judi online setiap harinya.
RDS juga menyiapkan puluhan hingga ratusan nomor baru untuk membuka akun, tanpa menggunakan identitas asli.
“Kartunya diganti-ganti untuk mengelabui sistem IP Address. Mereka tidak hanya mengambil keuntungan dari fee akun baru, tetapi juga memainkan modal yang ada termasuk bonus. Jika untung, mereka withdraw; jika kalah, mereka buka akun baru,” jelasnya.
Atas perbuatannya, kelima tersangka terancam hukuman berdasarkan Pasal 45 ayat 3 jo Pasal 27 ayat 2 Undang-undang nomor 1 tahun 2004 tentang perubahan kedua atas undang-undang nomor 11 tahun 2008 tentang informasi dan transaksi elektronik, serta Pasal 303 KUHP jo Pasal 55 KUHP dan atau Pasal 56 KUHP tentang informasi dan transaksi.
Mereka dapat dijatuhi hukuman maksimal 10 tahun penjara dan denda hingga Rp 10 miliar.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul