Top 5+ Bubur Tradisional Indonesia Masuk 100 Makanan Terbaik Dunia 2025

Lima jenis bubur khas Indonesia masuk dalam daftar Best Food 2025 versi situs kuliner dunia TasteAtlas. Hidangan ini tidak hanya populer di dalam negeri, tetapi juga mendapat pengakuan internasional berkat cita rasa dan keunikannya.
Bubur yang masuk daftar antara lain bubur ayam, bubur ketan hitam, bubur kacang hijau, papeda, dan tinutuan. Masing-masing memiliki ciri khas bahan, penyajian, dan sejarah yang membuatnya menonjol di dunia kuliner.
1. Bubur Ayam – Peringkat 1 Dunia, Rating 4,3 Bintang
Bubur ayam menempati posisi puncak dengan rating 4,3 bintang. Hidangan ini merupakan versi Indonesia dari chicken congee atau bubur nasi ayam, yang diyakini berasal dari pengaruh kuliner Tiongkok.
Proses pembuatannya dimulai dengan merebus ayam, biasanya bagian yang lebih gelap dan bertulang untuk menghasilkan kaldu gurih. Kaldu tersebut digunakan untuk memasak beras hingga menjadi bubur bertekstur kental.
Topping yang umum digunakan antara lain irisan daun bawang, bawang goreng, seledri cincang, kacang tanah sangrai, cakwe goreng, dan telur rebus.
Sebelum disajikan, bubur ayam biasanya diberi kecap manis, minyak wijen, atau saus ikan.
Meski tidak pedas, bubur ayam kerap disajikan bersama sambal sebagai pelengkap. Menu ini menjadi salah satu sarapan favorit masyarakat Indonesia, terutama yang dijajakan pedagang kaki lima setiap pagi.
2. Bubur Ketan Hitam – Peringkat 16 Dunia, Rating 4 Bintang
Bubur ketan hitam adalah makanan penutup tradisional berbahan ketan hitam yang dimasak perlahan hingga menjadi bubur manis kental, lalu disajikan dengan santan.
Berawal dari Jawa, bubur ini kini dinikmati di seluruh Indonesia dan Asia Tenggara. Ketan hitam direndam semalaman untuk mempercepat proses memasak dan mendapatkan tekstur empuk.
Pemakaian gula merah memberikan rasa manis khas, sedangkan santan gurih yang diberi sedikit garam menciptakan keseimbangan rasa manis dan asin. Bubur ketan hitam biasa dinikmati saat sore hari atau sebagai takjil berbuka puasa.
3. Bubur Kacang Hijau – Peringkat 45 Dunia, Rating 3,4 Bintang
Ilustrasi bubur kacang hijau.
Bubur kacang hijau atau “burjo” merupakan bubur manis berbahan kacang hijau, santan, dan gula merah. Hidangan ini populer di seluruh nusantara sebagai sarapan, camilan sore, atau makanan penutup.Kacang hijau dimasak hingga empuk, lalu dicampur gula merah dan santan sehingga menghasilkan rasa manis lembut dengan aroma khas. Variasi bubur kacang hijau meliputi tambahan ketan putih atau susu kental manis untuk rasa lebih kaya.
Bubur ini bisa disajikan hangat, dingin, atau suhu ruang, tergantung selera dan cuaca.
4. Papeda – Peringkat 49 Dunia, Rating 3,3 Bintang
Papeda adalah bubur sagu khas Papua dan Maluku yang terkenal dengan teksturnya yang lengket dan rasa netral.
Dibuat dari tepung sagu yang diseduh air panas, papeda biasanya disantap bersama kuah ikan bumbu kuning atau tumisan sayur.
Hidangan ini mencerminkan budaya pangan masyarakat timur Indonesia, di mana sagu menjadi sumber karbohidrat utama. Papeda kerap hadir dalam acara keluarga, upacara adat, dan santap bersama.
5. Tinutuan – Peringkat 58 Dunia, Rating 2,6 Bintang
Tinutuan, atau bubur Manado, adalah bubur sayur khas Sulawesi Utara yang terbuat dari campuran beras, jagung, singkong, atau ubi jalar, serta berbagai sayuran seperti bayam, kangkung, dan labu kuning.
Rasa manis jagung, gurih sayuran, dan tekstur lembut bubur menciptakan kombinasi yang mengenyangkan sekaligus sehat. Tinutuan biasanya disajikan dengan ikan asin, telur rebus, sambal, dan bawang goreng.
Di Manado, tinutuan telah menjadi ikon kuliner lokal. Kawasan Wakeke Street bahkan terkenal sebagai pusat sarapan pagi yang menyajikan tinutuan dan aneka pendampingnya.
Lima bubur ini menunjukkan kekayaan kuliner Indonesia yang beragam, mulai dari pengaruh Tiongkok pada bubur ayam, kekhasan Jawa pada bubur ketan hitam, hingga tradisi pangan timur pada papeda. Pengakuan dari TasteAtlas menegaskan bahwa hidangan sederhana pun bisa menjadi kebanggaan nasional ketika diolah dengan cita rasa dan kearifan lokal.
Terangi negeri dengan literasi, satu buku bisa membuka ribuan mimpi. Lewat ekspedisi Kata ke Nyata, Kompas.com ingin membawa ribuan buku ke pelosok Indonesia. Bantu anak-anak membaca lebih banyak, bermimpi lebih tinggi. Ayo donasi via Kitabisa!