Nasi Gandul, dari Pati untuk Indonesia, Cita Rasa Gurih Manis yang Melegenda

Kabupaten Pati, Jawa Tengah, memiliki satu kuliner khas yang namanya sudah dikenal luas hingga ke berbagai daerah di Indonesia, yakni nasi gandul atau dalam bahasa Jawa disebut sego gandhul.
Hidangan ini memadukan rasa gurih, manis, dan kaya rempah, disajikan dengan kuah berwarna kecokelatan yang mengundang selera.
Sekilas, nasi gandul mirip dengan perpaduan semur daging dan gulai, bahkan ada yang menyamakannya dengan soto Betawi atau soto tangkar dari Jakarta.
Bedanya, nasi gandul memiliki kekhasan pada kuah santan gurih manis yang disajikan di atas nasi putih, lengkap dengan lauk daging sapi atau jeroan.
Asal-usul dari Desa Gajahmati
Nasi gandul berasal dari Desa Gajahmati, sebuah kawasan di selatan Terminal Bus Pati. Desa ini dikenal sebagai pusat kuliner nasi gandul, sehingga banyak warung yang menambahkan embel-embel “Gajahmati” pada nama usahanya, meskipun penjualnya tidak berasal dari desa tersebut.
Warung legendaris yang dipercaya sebagai pelopor adalah Warung Nasi Gandul Pak Meled.
Pemiliknya, Meled, menceritakan bahwa usaha ini sudah ada sejak tahun 1955. Awalnya, nasi gandul dijual keliling kampung dengan pikulan, sebelum akhirnya menetap di satu lokasi.
“Dulu orang tua saya berjualan keliling, bawa pikulan. Sekarang kami tetap pakai cara masak tradisional supaya rasanya tidak berubah,” kata Meled.
Misteri Nama “Nasi Gandul”
Nasi gandul khas dari Kabupaten Pati, Jawa Tengah, Rabu (7/2/2018).
Nama “gandul” dalam bahasa Jawa berarti menggantung. Terdapat beberapa versi tentang asal-usulnya:1. Versi Pikulan Menggantung
Dahulu penjual membawa pikulan berisi kuali kuah di satu sisi dan bakul nasi di sisi lainnya. Peralatan ini bergantungan saat dibawa, sehingga disebut “gandul”.
2. Versi Nasi Mengambang
Penyajian dengan piring beralas daun pisang membuat nasi dan lauk tampak mengambang di kuah.
3. Versi Gondal-gandul
Cerita humor warga menyebut penjual dulu memakai sarung, dan ketika duduk melayani pembeli, sarungnya tersingkap.
4. Versi Kepala Botak
Dua penjual berkepala botak memikul dagangan sehingga disebut gondal-gandul.
Walau berbeda versi, semuanya memperkuat identitas nasi gandul sebagai kuliner khas Pati.
Ciri Khas Penyajian
Penyajian nasi gandul terbilang unik. Piring dilapisi daun pisang, kemudian diberi nasi putih, disiram kuah santan kental berwarna cokelat, lalu ditambahkan lauk seperti empal, kikil, paru, atau otak sapi.
Tradisi makan nasi gandul menggunakan suru, yaitu potongan daun pisang yang dilipat sebagai sendok. Namun, sendok dan garpu tetap disediakan bagi pembeli yang tidak terbiasa menggunakan suru.
Lauk pelengkapnya beragam, mulai dari tempe goreng keras, perkedel, telur bacem, hingga tahu bacem.
Bagi yang suka manis, kecap tersedia di meja. Sambal pedas menjadi pelengkap bagi pecinta rasa pedas.
Warung Nasi Gandul Populer di Pati
Salah satu makanan khas dari Kabupaten Pati adalah sega gandhul (nasi gandul). Yaitu terdiri dari nasi, kuah dan daging sapi. Biasanya ditambah tempe goreng dan jeroan. Disajikan dalam sebuah piring yang dialasi selembar daun pisang dan selembar suru (semacam sendok juga dari bahan daun pisang).
Selain Warung Pak Meled, ada dua tempat lain yang populer di kalangan pecinta kuliner:Nasi Gandul H A Warsimin. Menyediakan pilihan daging lengkap, dari kikil hingga empal, berlokasi di Jl Roro Mendut, Semampir. Buka pukul 10.00-17.00 WIB.
Nasi Gandul Romantis H.S. Sardi. Berdiri sejak 1978, terkenal di Desa Gajahmati dan selalu ramai antrean. Buka pukul 16.00-22.00 WIB.
Harga per porsi nasi gandul di Pati berkisar antara Rp 18.000 hingga Rp 25.000.
Rahasia Rasa Gurih Manis
Kuah nasi gandul dibuat dari perpaduan santan kental dan bumbu rempah seperti lengkuas, jahe, kemiri, bawang merah, bawang putih, serta kacang tanah goreng yang dihaluskan. Perpaduan ini menciptakan kuah kental gurih dengan aroma khas.
Bawang goreng dan daun bawang menjadi sentuhan akhir yang membuatnya semakin menggoda.
Bagi yang ingin mencoba membuatnya, bahan yang dibutuhkan antara lain daging sapi (500 gram), santan kental, daun salam, serai, daun jeruk, kecap manis, dan garam.
Bumbu halusnya meliputi bawang merah, bawang putih, kemiri, jahe, lengkuas, kunyit, ketumbar, merica, dan jintan.
Proses memasaknya dimulai dengan merebus daging hingga empuk, menumis bumbu, lalu memasukkan daging bersama santan dan bumbu hingga kuah mengental.
Bagi warga Pati, nasi gandul bukan sekadar makanan, tetapi juga simbol kebanggaan daerah. Kini, popularitasnya merambah ke berbagai kota besar di Indonesia, dan menjadi salah satu ikon kuliner Jawa Tengah.
Dengan keunikan rasa gurih manisnya, nasi gandul layak disebut sebagai persembahan dari Pati untuk Indonesia.
Terangi negeri dengan literasi, satu buku bisa membuka ribuan mimpi. Lewat ekspedisi Kata ke Nyata, Kompas.com ingin membawa ribuan buku ke pelosok Indonesia. Bantu anak-anak membaca lebih banyak, bermimpi lebih tinggi. Ayo donasi via Kitabisa!