Mentan Bantah Kosongnya Beras Premium di Ritel Akibat Kelangkaan, Ini Penyebabnya

Menteri Pertanian (Mentan), Andi Amran Sulaiman
Menteri Pertanian (Mentan), Andi Amran Sulaiman

Menteri Pertanian, Amran Sulaiman menegaskan, kosongnya pasokan beras premium di toko ritel bukan berarti disebabkan atau langsung mengarah pada terjadinya kasus kelangkaan beras di Tanah Air.

Sebab apabila beras benar-benar langka, maka hal itu akan terlihat dari data penurunan produksi hingga maraknya masyarakat yang berbondong-bondong antre untuk membeli beras.

Karenanya, Amran mengatakan bahwa kosongnya pasokan beras premium di toko ritel itu disebabkan oleh adanya pergeseran pada pola distribusi beras itu sendiri.

"Ada (stok beras premium) yang kosong di satu dua (toko ritel) itu, tidak masalah bagi republik ini. Ini terjadi karena adanya pergeseran (pola distribusi beras)," kata Amran di kantor pusat Perum Bulog, kawasan Gatot Subroto, Jakarta Selatan, Selasa, 2 September 2025.

Serapan beras Bulog.

Serapan beras Bulog.

Amran bahkan mengklaim, sampai saat ini produksi beras secara nasional bahkan sudah terus membaik. Data Badan Pusat Statistik (BPS) memperkirakan, total produksi beras periode Januari-Oktober 2025 akan meningkat sekitar 12,16 persen menjadi 31,04 juta ton.

Kenaikan serupa juga terjadi pada potensi produksi beras di periode Agustus-Oktober 2025, yang diperkirakan akan mencapai 9,11 juta ton atau naik 4,17 persen dibandingkan periode yang sama di tahun 2024.

Terkait dengan pergeseran pola distribusi yang dimaksudnya itu, Amran menjelaskan bahwa saat ini pusat penggilingan padi skala kecil juga sudah turut menyuplai beras ke pasar tradisional.

Pasokan beras premium yang berkurang di ritel modern menurutnya juga telah membuka peluang bagi penggilingan-penggilingan padi skala kecil itu, untuk mendapatkan suplai gabah yang sebelumnya lebih banyak diserap oleh industri besar.

"Jadi ini memang ada pergeseran pola (distribusi), yang membuat pabrik kecil bisa mengisi ruang di pasar tradisional yang sejak dulu didominasi pabrik besar, sehingga omzet di pasar tradisional juga meningkat," kata Amran.

Jadi ini bukan kelangkaan, karena (pasokan) berasnya banyak," ujarnya.