Ungkap Alasan Beras SPHP Langka di Toko Ritel, Bulog Pastikan Harganya Tak Berubah Meski HET Naik

Direktur Utama Perum Bulog Ahmad Rizal Ramdhani mengungkapkan, kenaikan harga Eceran tertinggi (HET) beras medium tidak serta-merta membuat harga beras Program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) naik.
Rizal menjelaskan, saat ini HET beras medium naik dari Rp12.500 menjadi Rp13.500 per kilogram untuk sebagian besar wilayah nasional, dan hingga Rp15.500 di Papua serta Maluku.
"Tetap, nggak boleh naik (SPHP), tetap HET-nya Rp12.500 per kilogram. Nggak boleh naik. Karena masyarakat sudah susah sekarang, nggak boleh dinaikkan lagi," ujar Rizal ditemui di Kantor Kementerian Koordinator Bidang Pangan Jakarta, Senin, 1 September 2025.
Dia mengatakan, dari sisi beras premium, HET-nya juga tidak mengalami kenaikan.Sementara itu, saat ini Bulog telah menyalurkan beras SPHP sebanyak 19 persen, dari total target 1,3 juta ton pada periode Juli hingga Desember 2025. Menurutnya, rata-rata penyaluran per hari mencapai 6.000 ton.
"Targetnya (penyaluran) 7.000 ton per hari kita. Sekarang rata-rata 6.000 ton, 6.500 per hari gitu. Bahkan kalau kemarin satu Gerakan Pangan serentak itu, udah 10.000 ton kita," terangnya.
Lebih lanjut dia juga mengatakan beras SPHP telah disalurkan ke berbagai pasar tradisional, ritel modern, hingga operasi pasar secara maksimal. Namun, diakui terjadi kekosongan di berbagai toko ritel.
"Mungkin kan karena saking banyaknya yang beli, sehingga sempat kosong harus tunggu pemesanan berikutnya," ujar Rizal.
Rizal menjelaskan bahwa saat stok SPHP di suatu toko habis, maka harus dilakukan pemesanan ulang. Namun, hal tersebut memerlukan waktu dan tidak bisa dalam waktu instan.

BULOG menggelontorkan beras SPHP secara serentak di seluruh Indonesia
"Ini kan perlu proses, apalagi kemarin kan ada Gerakan Pangan Murah serentak tuh. Mungkin ini lagi proses repacking, nambah ulang lagi, tapi diyakini semua terkirim," katanya.
Ia menyampaikan, Bulog berkomitmen terus menyalurkan beras SHPH, sesuai dengan target yakni 1,3 juta ton hingga Desember 2025. Saat ini permintaan terhadap beras SPHP cukup tinggi, sehingga memerlukan proses untuk kembali mengisi kekosongan.
"Kita kerja nonstop, dari Senin ketemu Senin untuk mengejar sesuai arahan pimpinan, Pak Presiden (Prabowo Subianto), supaya stok betul-betul digelontorkan semaksimal mungkin," imbuh Rizal.
Diketahui, Perum Bulog menyebutkan distribusi beras SPHP pada 25 Agustus 2025 mencapai 8 ribu ton dalam sehari. Angka itu cukup tinggi sebab rata-rata distribusi harian beras subsidi tersebut mencapai 6-7 ribu ton per hari.

Beras Stabilitas Pasokan Harga Pangan (SPHP)
Secara keseluruhan penyaluran beras SPHP sepanjang tahun 2025 telah dilakukan lebih dari 259 ribu ton. Penyaluran beras SPHP dilakukan melalui jaringan yang luas dan menjangkau masyarakat hingga ke tingkat desa.
Distribusi tidak hanya melalui Rumah Pangan Kita (RPK) dan ritel modern, tetapi juga Koperasi Desa dan Kelurahan Merah Putih, gerai pangan binaan serta Gerakan Pangan Murah (GPM) yang dilaksanakan bersama pemerintah daerah. (Ant)