Tips Jitu Bedakan Beras Premium Asli dan Oplosan, Jangan Tertipu Harga Mahal

beras premium, beras oplosan, Beras Oplosan, Beras Premium, mentan amran, beras premium oplosan, beras asli vs oplosan, Tips Jitu Bedakan Beras Premium Asli dan Oplosan, Jangan Tertipu Harga Mahal, 212 Merek Beras Oplosan Terungkap, Ciri Fisik Beras Premium vs Oplosan, Standar Resmi Kualitas Beras, Tips Agar Tidak Tertipu Saat Beli Beras Premium

— Harga beras premium mulai turun Rp 1.000 per kemasan 5 kilogram setelah terungkapnya ratusan merek beras oplosan di pasar.

Meski begitu, konsumen diimbau tetap waspada agar tidak membeli beras berkualitas rendah dengan harga mahal.

Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman menyampaikan penurunan harga sudah mulai terlihat sejak Kamis (17/7/2025), setelah beberapa produsen beras menyatakan akan menyesuaikan harga.

“Tadi ini ada kabar baik. Hari ini (Kamis), baru kami baca, beras premium-medium, beberapa produsen menyurat, turun Rp 1.000 per kemasan,” kata Amran dalam acara Rosi di Kompas TV.

Namun, Amran menegaskan, penurunan harga jangan sampai mengorbankan kualitas.

“Itu enggak boleh lagi, kemasannya premium tetapi isinya adalah beras campuran oplos atau beras curah,” ujarnya.

212 Merek Beras Oplosan Terungkap

Sebelumnya, Kementerian Pertanian bersama Satgas Pangan Polri mengungkap adanya 212 merek beras bermasalah.

Temuannya mulai dari berat kemasan kurang (misal label 5 kg, isi hanya 4,5 kg), hingga isi kemasan yang ternyata campuran beras medium dan premium.

Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo), Solihin, mengatakan seluruh anggota Aprindo telah menurunkan harga Rp 1.000 per kemasan 5 kilogram sejak Rabu (16/7/2025).

“Kalau dikoreksi harga sudah kita lakukan mulai kemarin. Rp 1.000. Seluruh peritel yang premium turun Rp 1.000 per 5 kg. Berarti turun jadi Rp 73.500 per 5 kg,” ucap Solihin di Kantor Kementerian Perdagangan.

Ciri Fisik Beras Premium vs Oplosan

Agar tidak tertipu membeli beras oplosan dengan harga premium, ada beberapa cara sederhana yang bisa dilakukan:

1. Perhatikan tingkat patahan (broken)

Menurut Amran, beras premium memiliki patahan (broken) sangat sedikit, dengan kadar air sekitar 14 persen.

“Jadi dari broken-nya, itu kelihatan utuh (saat dipegang), karena dia sangat kecil kadar airnya,” jelas Amran.

2. Amati visual butir beras

Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas), Arief Prasetyo Adi, menambahkan,

“Kalau secara visual, banyak beras patahnya, itu hampir jadi beras medium, 25 persen patahannya. Kalau banyak beras utuhnya, itu premium,” kata Arief.

3. Cek harga pasaran

Beras premium umumnya dijual di kisaran Rp 14.000–Rp 16.000 per kilogram, sedangkan beras medium sekitar Rp 12.000 per kilogram.

Standar Resmi Kualitas Beras

Berdasarkan Peraturan Badan Pangan Nasional RI Nomor 2 Tahun 2023, berikut perbedaan standar kualitas beras:

Premium:

  • Kadar air maksimal 14%
  • butir patah maksimal 15%
  • butir gabah 0%

Medium:

  • Kadar air maksimal 14%
  • butir patah maksimal 25%
  • butir gabah 1%

Submedium:

  • Kadar air maksimal 14%
  • butir patah maksimal 40%
  • butir gabah 2%

Medium pecah:

  • Kadar air maksimal 14%
  • butir patah >40%
  • butir gabah 3%

Tips Agar Tidak Tertipu Saat Beli Beras Premium

Berikut ini beberapa tips agar Anda tidak tertipu membeli beras oplosan dengan harga mahal:

  • Pilih toko resmi atau ritel terpercaya.
  • Periksa kemasan dan pastikan label sesuai isi.
  • Jangan tergiur harga terlalu murah untuk label premium.
  • Pegang dan amati fisik beras jika memungkinkan.
  • Simpan nota pembelian sebagai bukti, terutama jika beli dalam jumlah besar.

Meski harga beras premium sudah mulai turun, konsumen perlu cermat membedakan kualitas beras.

Jangan sampai membeli harga premium tapi justru mendapatkan beras oplosan berkualitas rendah.

Perhatikan ciri fisik beras, cek harga, dan pilih tempat belanja yang terpercaya untuk membeli agar tidak tertipu beras oplosan berkedok premium.

Sebagian artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul dan "Mentan Amran: Harga Beras Premium Turun Rp 1.000, Konsumen Tetap Harus Waspadai Beras Oplosan".