Pesan untuk Patrick Kluivert dan Erick Thohir

Apa jadinya bila Indonesia gagal memetik kemenangan atas Bahrain di laga ke-8 Grup C Kualifikasi III Piala Dunia 2026?
Dua nama akan jadi "menu santapan" di dunia maya: Erick Thohir dan Patrick Kluivert. Di era bebas berpendapat dan semaraknya media sosial, kita memang gampang sekali menjatuhkan vonis terhadap sesuatu yang kebenarannya belum tentu sesuai dengan informasi yang kita dapatkan.
Bukankah kita sering menjadi hakim atas segala hal? Termasuk menyangkut informasi seputar tim nasional Indonesia saat ini?
Sebagai pelatih baru, Patrick Kluivert mungkin heran kehebohan di dunia maya negara +62 seperti mengalahkan keseruan di lapangan saat tim nasional bertanding.
Dari Australia hingga Jakarta. Dua laga Garuda penuh dengan cerita. Bara api di kepala Kluivert redup lewat gol tunggal Ole Romeny ke gawang Bahrain. Begitu juga percikan api yang mengarah ke Erick Thohir.
Seandainya Indonesia gagal menang atas Bahrain, bayangkan seperti apa badai komentar akan mengarah kepada Ketua Umum PSSI.
Apakah teriakan nama "STY" yang terdengar di Sydney Football Stadium bakal terdengar lebih kencang di Gelora Bung Karno? Keputusan memang sudah diambil dan itu menjadi wewenang federasi.
Namun, pergantian pelatih di tengah perjuangan memburu tiket ke Piala Dunia 2026 tentu punya risiko tinggi, apalagi setelah Indonesia berhasil mengalahkan Arab Saudi. Tentu PSSI punya alasan yang kuat dalam pergantian pelatih ini.
Dan, tak semua informasi kebenaran (veri PSSI) itu perlu disampaikan kepada publik. Manajemen risiko pasti sudah masuk perhitungan Erick Thohir, yang seperti bermain one man show dalam mengelola timnas.
Informasi Internal
Saya bersyukur nama "STY" tidak menggema di Gelora Bung Karno. Kita menghargai seluruh jasa pelatih Shin Tae-yong dalam membangun kerangka dan gaya bermain yang cocok untuk diterapkan amunisi Garuda.
Namun, roda kehidupan harus berjalan dan Patrick Kluivert saat ini berhasil menggerakkan roda timnas walau masih perlahan. "Pak Erick... Mr. Kluivert, dapatkah kalian membayangkan kehebohan yang muncul di Tanah Air menjelang perayaan Idul Fitri bila Indonesia gagal mendapatan 3 poin dari Bahrain?"
Tingkat kepercayaan pada PSSI dan Patrick Kluivert pasti menurun drastis. Masih kuat dalam ingatan kehadiran Kluivert disambut hangat sebagai mantan sriker kelas dunia, sebagai magnet dan duta sepak bola Indonesia untuk menyapa dunia.
Bahkan, ada Exco PSSI menyebut Kluivert menjadi daya tarik pemain berketurunan Indonesia di Eropa untuk mau membela Tim Garuda. Hm... kok terdengar seperti pengelolaan timnas ala klub sepak bola profesional ya.
Ekspresi Patrick Kluivert dalam aga Grup C putaran ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia antara Timnas Indonesia vs Bahrain yang digelar di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Selasa (25/3/2025).
Lalu, apakah penyambutan meriah kedatangan Kluivert itu setara dengan track record dia sebagai pelatih? Di Australia, ujian pertama Kluivert sebagai pelatih timnas gagal.
Kluivert, tolong jangan ulangi lagi melakukan perubahan fondasi dan gaya bermain timnas Indonesia tanpa punya waktu untuk mengasah serta menguji "daya ledak" perubahan itu.
Beruntung, kehebohan di kalangan pencinta sepak bola nasional berhasil diredam lewat kemenangan 1-0 atas Bahrain di Jakarta.
Entah seperti apa berisiknya dunia maya sepak bola Indonesia seandainya tak ada gol Ole Romeny. Bibit lain kegaduhan di kalangan pencinta sepak bola nasional "sudah siap dipetik" akibat informasi seputar kondisi Mees Hilgers, centre-back kelahiran Amersfoort (Utrecht), Belanda, berusia 23 tahun.
Muncul keraguan soal kondisi kesehatan pemain asal Twente ini jelang laga menjamu Bahrain.
Pertanyaan mendasar: dari mana politisi Andre Rosiade mendapatkan informasi bersifat internal dan rahasia ini, bahkan hingga berani menunjuk RS Mitra Keluarga Cibubur, untuk meniupkan kegaduhan? Seperti apa federasi memainkan strategi komunikasi terkait penyebaran informasi rahasia di dalam tim?
Apakah info itu sengaja ditiupkan karena memang ada agenda yang dirancang? Atau kebocoran itu akibat kelalaian individu di federasi?
Pengganti Marselino dan Maarten Paes
Kembali ke tim. Kita patut bersyukur, Kluivert dan tim pelatih Indonesia mau melihat kembali kerangka dan struktur organisasi pertahanan Indonesia yang telah dibangun Shin Tae-yong.
Dalam menyusun starting line-up sebuah pertandingan, tak ada kamus baku untuk selalu memilih dan memakai 11 pemain andalan. Semua tergantung pada taktik yang dibutuhkan melawan tim tertentu.
Keputusan memilih pemain juga dipengaruhi hasil latihan, di mana keseriusan dan kondisi kebugaran pemain menentukan komposisi 11 di lapangan.
Namun, melihat apa yang ditampilkan barisan pertahanan Garuda melawan Bahrain, tak ada salahnya kita berharap Kluivert percaya komposisi yang sama kembali ditampilkan saat melawan China pada 5 Juni 2025.
Posisi lain? Tebak-tebak buah manggis rasanya tidak berlaku ketika Maarten Paes absen akibat akumulasi kartu kuning.
Usaha gelandang Timnas Indonesia Marselino Ferdinan menggapai bola dihalagi bek Timnas Bahrain Ahmed Bughammar pada pertandingan lanjutan ronde ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia, Selasa (25/3/2025) di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta.
Kiper baru, Emil Audero, sulit untuk tidak diberikan kepercayaan mengawal gawang Garuda. Bagaimana dengan posisi Marselino Ferdinan?
Nah, ini baru menarik untuk menunggu keputusan Patrick Kluivert. Apakah Indonesia kembali tampil mempercayakan tiga pemain di lini depan atau ketidakhadiran Marselino mengubah gaya bermain Indonesia?
Memainkan Eliano Reijnders mendampingi Ole Romeny dan Ratnar Oratmangoen atau opsi kembali memainkan Rafael Struick sejak awal? Kluivert dan para asistennya punya waktu sekitar dua bulan untuk berburu pemain di Liga 1.
Saya tetap pada pendirian, siapapun yang tampil baik dan konsisten, serta sesuai dengan game plan pelatih, wajib diberi kesempatan untuk membela timnas Indonesia.
Siapa tahu, akan muncul pemain-pemain dari kompetisi domestik yang mampu menjawab kebutuhan taktik pelatih.
Sekali lagi, tentu yang sesuai dengan game plan pelatih. Game Plan dan Head Coach Apa sih game plan itu?
Dalam sepak bola, game plan dapat diartikan sebagai rencana permainan yang di dalamnya termasuk taktik yang sesuai dengan karakter lawan. Lalu, ada pemilihan formasi sejak awal, serta tugas dan tanggung jawab setiap pemain.
Game plan juga melibatkan pemaparan analisis kekuatan serta kelemahan lawan untuk dimanfaatkan. Tentu saja di dalamn game plane ada elemen bagaimana memaksimalkan kekuatan tim untuk menciptakan peluang mencetak gol dan meraih kemenangan.
Di dua pertandingan terakhir China, Arab Saudi dan Australia terlihat memaksimalkan serangan dari kedua sisi pertahanan Tim Naga dan memetik hasil maksimal. Mereka menyusun game plan dengan baik. Oh ya, satu lagi, Mr. Kluivert.
Walau tak perlu dilayani, sudah waktunya Anda membuktikan siapa nakhoda kapal Garuda sesungguhnya. Cibiran sebagian orang bahwa Alex Pastoor lebih memahami strategi permainan tak perlu diladeni.
Sebagai asisten pelatih, adalah tugas Alex Pastor untuk membantu kerja Kluivert. Bersama asisten pelatih lain, Pastor wajib ikut memberikan perencanaan program, analisa pertandingan, memonitor situasi tim, dan memberikan evaluasi.
Menyandang predikat head coach, Kluivert harus memperlihatkan nalurinya sebagai pelatih kepala dalam memutuskan kerangka game plan menghadapi China (dan Jepang), serta komposisi ideal Tim Garuda sesuai taktik bermain yang dibutuhkan. Hasilnya pasti baik? Nanti dulu.
Setidaknya, strategi yang dipilih tidak blunder dan kemudian cara bermain yang salah akhirnya mengubur peluang Indonesia berjuang memperebutkan tiket ke Piala Dunia 2026.
Semoga, ke depannya kehebohan kita membahas timnas sudah mengarah kepada pembahasan taktik dan strategi permainan, tidak lagi riak-riak yang menimbulkan perpecahan.
selesai-