Cheetos, Lay's, dan Doritos Kembali Hadir di Indonesia, Ada 8 Varian Baru

Tiga merek makanan ringan Cheetos, Lay's, dan Doritos kini diproduksi di Indonesia. Tepatnya di pabrik pertama PepsiCo Indonesia, Greenland International Industrial Center, Cikarang Pusat.
Produksi pertama Cheetos di Indonesia sudah dimulai sejak Januari 2025, lalu disusul produksi Lay's dan Doritos pada Maret 2025.
"PepsiCo belum ada pabrik snack di Indonesia, dan ini pertama kalinya kami bangun sendiri pabrik PepsiCo (di Indonesia), dan kami putuskan adalah pabrik snack di Indonesia," kata Director of Government Affairs and Corporate Communications PepsiCo Indonesia Gabrielle Angriani Johny saat ditemui awak media dalam acara Peluncuran Pabrik dan Peluncurab Produk PepsiCo Indonesia di Greenland International Industrial Center, Cikarang Pusat, Rabu (18/6/2025).
Gabrielle melanjutkan, alasan kembalinya Cheetos, Lay's, dan Doritos ke Indonesia karena melihat banyaknya peluang di pasar Indonesia. Baik dari sisi jumlah penduduk dan jumlah konsumen.
Berbeda dari produk sebelumnya, varian Cheetos, Lay's, dan Doritos yang diproduksi di Cikarang, tambahnya, disesuaikan dengan rasa nusantara.
Pada proses riset dan pengembangan produk, kata Gabrielle, tim PepsiCo menelusuri beberapa daerah di Indonesia untuk mengeksplore rasa yang bisa dijadikan inspirasi untuk pengembangan varian baru.
Director of Government Affairs and Corporate Communications PepsiCo Indonesia, Gabrielle Angraini Johny saat ditemui awak media di dalam acara peluncuran varian baru Cheetos, Lay's, dan Doritos yang diproduksi di pabrik pertama PepsiCo Indonesia di Cikarang, Rabu (18/5/2025).
Maka, didapatlah delapan varian baru, di antaranya ada varian rasa: daging sapi bakar, jagung bakar, rumput Laut, ayam goreng bawang, sambal salsa, saus pedas manis, keju, dan jagung bakar keju."Uniknya, produk Lay's, Doritos, dan Cheetos itu setiap negara punya varian rasa masing-masing, dan hanya ada di negara tersebut. Disesuaikan dengan taste-nya orang lokal, yang kami produksi sekarang ini hanya ada di Indonesia, disesuaikan dengan taste-nya orang Indonesia," papar Gabrielle.
Saat ini, lanjut Gabrielle, produk yang diproduksi di Cikarang hanya beredar di Indonesia. Namun, sambungnya, tidak menutup kemungkinan suatu hari nanti diharapkan bisa diekspor ke pasar internasional.
Selain hadirnya delapan varian baru, Gabrille memaparkan beberapa aspek perbedaan antara produk yang diproduksi di Indonesia dan yang sebelumnya diimpor dari luar negeri.
Pertama, untuk produk Cheestos, semua varian diberi tambahan rasa keju. Kemudian, untuk produk Lay's, terdapat potongan kentang berbentuk gelombang atau versi wave.
Lalu untuk produk Doritos, sambungnya terdapat varian unik, yaitu varian sambal salsa.
"Penggunaan garamnya kami mengikuti standar WHO (World Health Organization), kami mengikuti sesuai jenis kategori makanan," katanya.
Di samping kadar garam yang lebih rendah, sambungnya, produk yang diproduksi di Indonesia juga tidak menggunakan tambahan perwarna buatan.
Gunakan bahan baku lokal
Tinjauan Kompas.com ke pabrik pertama makanan ringan PepsiCo di Indonesia, tepatnya di Greenland International Industrial Center, Cikarang Pusat hari ini, Rabu (18/6/2025).
Lebih lanjut disampaikan bahwa produk Cheetos, Lay's, dan Doritos yang diproduksi di Indonesia sebagian besar menggunakan bahan baku lokal. Terutama dalam hal ini yaitu jagung dan kentang.
"Bisnis ini pada dasarnya dirancang untuk mendapatkan semua bahan baku dari Indonesia, kecuali beberapa bahan tertentu, tetapi sebagian besar berbasis di Indonesia. Kami menggunakan semua bahan baku yang bersumber secara lokal termasuk jagung, minyak kelapa sawit, pengemasan, dan semua layanan yang dibutuhkan untuk menjalankan bisnis ini," kata CEO PepsiCo Indonesia Asif Mobin.
Pernyataan tersebut disampaikan oleh Asif Mobin dalam acara Peluncuran Pabrik dan Peluncurab Produk PepsiCo Indonesia di Greenland International Industrial Center, Cikarang Pusat, Rabu (18/6/2025).
Gabrielle melanjutkan bahwa pelibatan bahan baku lokal ini dilakukan secara bertahap, terutama untuk bahan baku kentang. Mengingat, jenis kentang yang dibutuhkan ialah kentang industri.
Maka dari itu, dalam hal ini PepsiCo bekerjasama dengan petani lokal untuk meningkatkan kapabilitas guna menghasilkan jenis kentang yang sesuai.
"Tentu saja dibutukan waktu untuk kami bisa meningkatkan kapabilitas petani lokal, jadi memang mau tidak mau sekarang seperti kentang industri masih lebih banyak impor," Gabrielle.
Namun, sambungnya, khusus bahan baku berupa jagung, PepsiCo Indonesia sudah menggunakan jagung lokal.
Kendalanya, kata Gabrielle, terkadang kondisi cuaca yang sering hujan membuat sebagian besar jagung gagal panen. Sehingga, untuk alternatif harus menggunakan jagung impor.
Tinjauan Kompas.com ke pabrik pertama makanan ringan PepsiCo di Indonesia, tepatnya di Greenland International Industrial Center, Cikarang Pusat hari ini, Rabu (18/6/2025).
Sebelumnya, dikutip dari Kompas.com (19/2/2021) produksi Cheetos, Lay's, dan Doritos sempat dihentikan di Indonesia pada Agustus 2021.
Penyebab utamanya, karena berakhirnya perjanjian lisensi PT Indofood Fritolay Makmur (IFL) dan PepsiCo. Fritolay merupakan anak perusahaan PepsiCo yang berpusat di Amerika Serikat.
Produk PepsiCo yakni Lay's, Fritos, Doritos, Ruffles, Cheetos, SunChips, Tostitos, Rold Gold, Funyuns, dan Walkers.
Akan tetapi, yang didistribusikan di Indonesia hanya merek tertentu seperti Lay's, Doritos, dan Cheetos.
Corporate Secretary PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP), Gideon A Putro, menjelaskan, PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk telah membeli seluruh saham PT Indofood Fritolay Makmur (IFL).
"Perseroan telah membeli seluruh saham PT Indofood Fritolay Makmur (IFL) yang dimiliki Fritolay Netherlands Holding B.V (Fritolay), afiliasi dari PepsiCo," ujar Gideon, dalam keterangan resmi yang diterima Kompas.com, Kamis (18/2/2021).
Ia mengatakan, Indofood CBP membeli saham sebesar 49 persen dari total seluruh saham yang telah diterbitkan IFL, dengan nilai transaksi Rp 494 miliar.
Dengan pembelian saham ini, kepemilikan saham PT Indofood CBP pada IFL bertambah dari awalnya 51 persen menjadi 99,99 persen dari total seluruh saham yang diterbitkan.
Pembelian saham oleh Indofood CBP ini pula, maka IFL akan mengakhiri perjanjian lisensi dengan PepsiCo.
Perjanjian lisensi akan berakhir setelah IFL menyelesaikan semua proses persiapan penghentian produksi dan penjualan produk dengan merek milik PepsiCo.