Guru Besar UI: Perang Iran - Israel Bisa Picu Krisis Ekonomi di Indonesia

Guru Besar UI: Perang Iran - Israel Bisa Picu Krisis Ekonomi di Indonesia

Konflik bersenjata antara militer Israel dengan Iran yang terjadi sejak beberapa pekan kemarin dapat memberikan dampak yang luas bagi dunia internasional.

Indonesia, sebagai negara dengan perekonomian terbuka, tentunya akan terdampak secara signifikan jika eskalasi di kawasan Timur Tengah ini terus berlanjut.

Oleh karena itu, penting untuk menganalisis secara mendalam berbagai aspek yang mungkin terdampak dan menyiapkan strategi mitigasi yang tepat guna meminimalkan efek negatif dari konflik tersebut.

Guru Besar Hukum Internasional Universitas Indonesia, Hikmahanto Juwana mengatakan, salah satu dampak ekonomi yang paling signifikan dari perang Iran - Israel adalah potensi kenaikan harga minyak dunia

Sebab, Iran merupakan salah satu produsen minyak terbesar di dunia, sementara Israel memiliki pengaruh besar di kawasan Timur Tengah yang kaya akan cadangan minyak.

"Ya pasti kalau perang ini berlanjut tentu akan ada dampak ke Indonesia, dampaknya yang kita khawatir adalah harga minyak akan membumbung tinggi. Yang pertama kali terkena adalah tentu perekonomian Indonesia," kata Hikmahanto kepada MerahPutih.com, Kamis (26/6).

Menurut dia, kenaikan harga minyak dunia akan berdampak langsung pada perekonomian Indonesia sebagai negara pengimpor minyak bumi.

Selain itu, kenaikan harga minyak juga akan mendorong inflasi di dalam negeri, terutama pada sektor transportasi dan industri yang bergantung pada bahan bakar minyak. Hal ini dapat menurunkan daya beli masyarakat dan menghambat pertumbuhan ekonomi Indonesia.

"Kalau minyaknya harga tinggi, APBN kita kan menggunakan asumsi harga minyak di kisaran tertentu. Dan, kemudian juga exchange rate akan meningkat tinggi, dollar, dan lagi-lagi di APBN kita juga ada di kisaran 1 dolarnya berapa," jelasnya.

Jadi, lanjut dia, konflik kedua negara akan berdampak pada ekonomi, mengingat Indonesia masih bergantung pada impor-impor negara-negara lain.

Selain itu, Hikmahanto juga menguraikan, Indonesia bisa mengalami gangguan rantai pasok bahan baku kritis yang kelangkaan bahan baku dan meningkatkan biaya produksi bagi banyak industri di Indonesia yang bergantung pada impor bahan baku.

"Belum lagi juga akan terganggu supply chain asa disrupsi. Jadi kalau kita mengekspor barang itu tentu akan sampai pada tujuan dan memakan waktu lebih lama. Dan ini tentu akan berdampak," pungkasnya.

Diketahui, perang Iran - Israel mulai berlangsung pada 13 Juni 2025, ketika Israel melancarkan serangan udara dan operasi-intelijen yang diberi sandi Operasi Rising Lion.

Israel mengklaim serangan ini menargetkan fasilitas nuklir Iran dan sejumlah fasiltas lainnya.

Hingga hari ini, tercatat 627 orang tewas dalam serangan Israel serta sebanyak 4.870 orang mengalami luka-luka. (Pon)