Top 17+ Desainer Surabaya Pamerkan Batik hingga Lurik dengan Sentuhan Modern

Surabaya Culture Fashion 2025 digelar Rabu (2/7/2025) di Hotel Wyndham Surabaya, Jawa Timur. Peragaan busana ini menampilkan karya 17 desainer anggota Perkumpulan Pengusaha Busana (Persana) Koordinator Daerah Surabaya dengan menekankan penggunaan wastra Nusantara.
“Ini sebenarnya adalah komitmen kami dari Persana Surabaya untuk menjadikan industri fashion lokal sebagai penggerak ekonomi kreatif daerah," kata Ketua Persana Koordinator Daerah Surabaya, Dameria Ambuwaru, Rabu (2/7/2025).
"Dengan mengangkat kekuatan budaya sebagai sumber inspirasi, Surabaya Culture Fashion 2025 diharapkan mampu menjadi platform strategis bagi para UMKM (Usaha Mikro, Kecil Menengah)," imbuhnya.
Masing-masing desainer memamerkan lima busana dan dua muse. Wastra yang ditampilkan pun beragam, dari batik, tenun, songket, hingga lurik dengan tetap memadukan unsur modern.
Kolaborasi dengan perajin batik
Dameria Ambuwaru, Ketua Persana Korda Surabaya (tengah) saat Surabaya Culture Fashion 2025, sebuah peragaan busana yang bukan sekadar panggung mode, tetapi juga panggilan jiwa untuk menjaga warisan budaya yang berlangsung di Hotel Wyndham Surabaya, Jawa Timur, Rabu (2/7/2025) siang.
Dalam peragaan busana ini, penyelenggara menggandeng para perajin batik untuk turut serta dalam proses kreatif.
“Kami kolaborasi dengan pengrajin, tergantung pakai batik tulis atau cap. Kalau cap jauh lebih cepat daripada batik tulis. Kerja sama pengrajin sama-sama menguntungkan,” tuturnya.
Dameria berharap, dengan adanya peragaan busana ini, wastra Indonesia tetap menjadi tuan di negeri sendiri.
Batik sogan, lurik, dan lace
Karya desainer Lia AFif saat mengikuti Surabaya Culture Fashion 2025, sebuah peragaan busana yang bukan sekadar panggung mode, tetapi juga panggilan jiwa untuk menjaga warisan budaya yang berlangsung di Hotel Wyndham Surabaya, Jawa Timur, Rabu (2/7/2025) siang.
Salah satu bintang tamu dalam peragaan busana tersebut, Lia Afif menampilkan versi lanjutan dari koleksi Kastara Series.
Koleksinya terdiri dari delapan busana baik untuk laki-laki maupun perempuan. Semuanya memadukan unsur batik dari Sragen dan Pacitan, serta lurik dari Solo dan Jawa Timur.
"Jadi batik yang saya gunakan warna-warna sogan dikombinasi dengan lurik dan lace. Lebih untuk ready to wear dan deluxe untuk acara pesta atau siang jadi tidak ribet," ujar Lia Afif.
Setiap busananya masih memiliki sentuhan modern, dengan perpaduan warna dan manik-manik.
"Saya mix pokoknya saya ambil komposisi warnanya yang sogan karena kombinasi hitam dan sogan lalu hitam dan silver,” pungkasnya.