Investigasi Awal Kecelakaan di Ahmedabad Menimbulkan Pertanyaan Kelalaian Pilot, CEO Air India Minta tak Buru-Buru Ambil Kesimpulan

Investigasi Awal Kecelakaan di Ahmedabad Menimbulkan Pertanyaan Kelalaian Pilot, CEO Air India Minta tak Buru-Buru Ambil Kesimpulan

awal terhadap kecelakaan pesawat penumpang Air India bulan lalu yang menewaskan 260 orang memunculkan sejumlah pertanyaan baru mengenai insiden tersebut. CEO Air India menyebut penyelidikan masih jauh dari selesai.

Laporan awal yang dirilis oleh Biro Investigasi Kecelakaan Pesawat India (AAIB) pada Sabtu (12/7) menggambarkan adanya kebingungan di kokpit sesaat sebelum pesawat Boeing Dreamliner jatuh. Dalam memo internal yang ditinjau Reuters, CEO Air India Campbell Wilson mengatakan laporan tersebut telah memicu spekulasi baru di media. “Tak mengherankan jika laporan itu sekaligus memberikan kejelasan lebih lanjut, tapi juga menimbulkan pertanyaan tambahan,” jelas Wilson.

Wilson mengatakan laporan awal tidak menyebutkan penyebab maupun memberikan rekomendasi. “Oleh karena itu, saya mengimbau semua pihak untuk tidak menarik kesimpulan prematur karena penyelidikan masih berlangsung,” imbuhnya.

Memo tersebut menyatakan laporan awal tidak menemukan kesalahan mekanis maupun perawatan dan semua prosedur perawatan yang diperlukan telah dilaksanakan. Pesawat Boeing 787 Dreamliner yang menuju London dari Kota Ahmedabad di India mulai kehilangan daya dorong dan menurun segera setelah lepas landas. Seluruh penumpang kecuali satu dari total 242 orang di dalam pesawat, serta 19 orang di darat, dilaporkan tewas.

Menurut laporan AAIB, pada saat-saat terakhir penerbangan, salah seorang pilot terdengar dalam rekaman suara kokpit bertanya kepada pilot lainnya mengapa ia mematikan suplai bahan bakar. “Pilot lainnya menjawab bahwa ia tidak melakukannya,” ujar AAIB dalam laporan tersebut. Disebutkan bahwa kedua saklar pemutus bahan bakar dua mesin pesawat tersebut aktif hampir bersamaan. Namun, laporan tidak menjelaskan bagaimana hal itu bisa terjadi.

Laporan awal tersebut tidak merekomendasikan tindakan langsung terhadap Boeing atau GE, produsen mesin pesawat yang digunakan.

ALPA India, organisasi yang mewakili pilot India di bawah Federasi Internasional Asosiasi Pilot Maskapai Penerbangan yang berbasis di Montreal, menolak anggapan adanya kesalahan pilot dan menyerukan penyelidikan yang adil dan berbasis fakta. “Para pilot telah lulus uji napas wajib sebelum penerbangan dan tidak ada catatan mengenai kondisi medis mereka,” kata Wilson dalam memonya.

Pilot utama dalam penerbangan Air India tersebut ialah Sumeet Sabharwal, 56, dengan total pengalaman terbang sebanyak 15.638 jam. Menurut pemerintah India, ia juga merupakan instruktur di Air India. Kopilotnya ialah Clive Kunder, 32, dengan total pengalaman terbang 3.403 jam.

Air India kini berada dalam sorotan tajam di berbagai aspek setelah kecelakaan tersebut.

Pada 4 Juli, Badan Keselamatan Penerbangan Uni Eropa (EASA) mengatakan pihaknya akan menyelidiki unit maskapai bertarif rendah Air India Express setelah adanya laporan Reuters mengungkapkan bahwa maskapai tersebut gagal mengganti suku cadang mesin pada pesawat Airbus A320 secara tepat waktu sebagaimana diwajibkan. Temuan juga mendapati pemalsuan catatan untuk menunjukkan kepatuhan.(dwi)