Jatuhnya Air India AI171, Ada Dugaan Human Error karena Saklar Bahan Bakar “Cut Off”

Laporan awal dari Aircraft Accident Investigation Bureau (AAIB) India mengungkap fakta mengejutkan di balik jatuhnya pesawat Air India Boeing 787 Dreamliner dengan nomor penerbangan AI171 yang terjadi pada 12 Juni 2025 di Ahmedabad.
Dalam laporan tersebut, dinyatakan bahwa saklar bahan bakar pada kedua mesin pesawat tiba-tiba berpindah dari posisi "RUN" ke "CUTOFF" hanya beberapa detik setelah lepas landas, sehingga memicu matinya kedua mesin secara mendadak.
Insiden tragis ini terjadi hanya tiga detik setelah pesawat take-off, saat saklar bahan bakar kedua mesin silih berganti masuk ke mode “CUTOFF” dalam selang waktu satu detik, menurut laporan resmi yang dikutip dari KompasTekno.
"Setelah 29 detik mengudara, pesawat kehilangan daya dan jatuh menabrak bangunan. Sebanyak 241 penumpang, 12 awak kabin, serta 19 warga di darat dilaporkan tewas," tulis laporan tersebut.
Upaya kru untuk memindahkan kembali saklar bahan bakar ke posisi “RUN” dan mencoba me-restart mesin dinyatakan gagal.
Times of India melaporkan bahwa baling-baling mesin perlahan berhenti berputar sebelum pesawat menghantam bangunan di bawahnya.
Kotak Hitam Rekam Kebingungan di Kokpit
Rekaman Cockpit Voice Recorder (CVR) atau kotak hitam mengungkap adanya kebingungan antara pilot dan kopilot saat peristiwa terjadi. Mereka saling bertanya mengapa saklar bahan bakar bisa berpindah sendiri, padahal tidak ada satupun dari mereka yang mengaku melakukannya.
Padahal, berdasarkan desain Boeing, saklar bahan bakar tidak dapat berpindah secara tidak sengaja.
Saklar harus ditarik kuat ke atas terlebih dahulu sebelum bisa digeser, untuk mencegah perubahan posisi akibat senggolan atau getaran.
The Washington Post turut mengonfirmasi bahwa meskipun ada mekanisme pengaman, pergeseran saklar tetap terjadi, menimbulkan dugaan akan adanya kesalahan manusia (human error) atau bahkan sabotase.
Investigasi Masih Berlangsung, Dugaan Sabotase Muncul
Penyelidikan awal belum menemukan adanya kerusakan struktural atau mekanis pada pesawat Boeing 787-8 Dreamliner buatan Amerika tersebut. Oleh karena itu, kemungkinan kesalahan manusia atau unsur kesengajaan menjadi fokus sementara investigasi.
Investigasi kecelakaan ini melibatkan sejumlah pihak, termasuk National Transportation Safety Board (NTSB) dari Amerika Serikat, pihak Boeing, serta General Electric selaku produsen mesin GEnx-1B yang digunakan pesawat tersebut.
Hingga kini, belum ada rekomendasi keselamatan baru yang dikeluarkan untuk pesawat Boeing 787-8 atau mesin GE GEnx-1B, menandakan belum ditemukannya bukti yang cukup terkait kerusakan teknis.
Pilot India Tolak Tuduhan Human Error
Namun, dugaan kesalahan manusia menuai penolakan keras dari komunitas pilot di India. Dua asosiasi besar, yakni Indian Commercial Pilots Association (ICPA) dan Airline Pilots Association (ALPA India) menyuarakan keberatan mereka.
Dalam pernyataan resmi pada Minggu (13/7/2025), ICPA menyatakan keberatan atas narasi spekulatif yang menyebutkan kemungkinan bunuh diri oleh pilot sebagai penyebab insiden.
“Sama sekali tidak ada dasar untuk klaim semacam itu pada tahap ini,” tegas ICPA.
“Menyarankan pilot bunuh diri tanpa bukti terverifikasi merupakan pelanggaran berat terhadap etika pelaporan dan merendahkan martabat profesi.”
ALPA India juga melayangkan kritik terhadap AAIB India karena tidak melibatkan personel yang berkualifikasi dalam proses investigasi.
“Kami merasa bahwa investigasi diarahkan untuk menyalahkan pilot, dan kami menentang keras pendekatan ini,” ujar Presiden ALPA India, Sam Thomas, dalam pernyataan pada Sabtu (12/7/2025).
Lebih lanjut, ALPA yang mewakili sekitar 100.000 anggota di seluruh dunia, meminta agar diikutsertakan dalam investigasi sebagai pengamat independen demi menjaga transparansi.
Spekulasi Pakar, Hanya Bisa Dipindah Manual
Beberapa pakar penerbangan independen menyebut bahwa saklar kontrol bahan bakar mesin hanya bisa dipindahkan secara manual dan dengan sengaja.
Dugaan ini memicu spekulasi bahwa kesalahan prosedur atau tindakan disengaja menjadi penyebab utama jatuhnya pesawat Boeing 787 AI171 tersebut.
Meskipun begitu, tidak ada kesimpulan resmi yang menyebutkan siapa yang bertanggung jawab dalam tragedi ini.
Percakapan dalam kokpit yang dimuat dalam laporan awal menjadi satu-satunya petunjuk, dengan salah satu pilot terdengar bertanya, “Siapa yang mematikan saklar bahan bakar?” dan dijawab oleh rekannya bahwa ia tidak melakukannya.
Kecelakaan tragis ini menewaskan 260 jiwa, termasuk 19 korban di darat. Dari total 242 orang di dalam pesawat, hanya satu penumpang yang berhasil selamat.
Tragedi ini menjadi salah satu kecelakaan penerbangan paling mematikan di India dalam dekade terakhir dan menjadi sorotan dunia penerbangan internasional.
Sebagian Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul