Update Sebab Kecelakaan Air India 171, Saklar Bahan Bakar Tiba-tiba "Cut Off"

Air India, Air India 171, air india 171 jatuh, Sebab Kecelakaan Air India 171, Update Sebab Kecelakaan Air India 171, Saklar Bahan Bakar Tiba-tiba

Kecelakaan Air India Penerbangan 171 yang menewaskan 260 orang di Ahmedabad, India, pada Juni lalu, kini memasuki babak baru penyelidikan.

Temuan terbaru dari rekaman suara kokpit justru semakin memperdalam misteri di balik insiden ini.

Hanya beberapa detik setelah lepas landas, kedua saklar pengendali bahan bakar pada pesawat Boeing 787 Dreamliner berusia 12 tahun tiba-tiba berpindah ke posisi “cut-off”, yang berarti memutus pasokan bahan bakar ke mesin.

Langkah ini seharusnya hanya dilakukan setelah pesawat mendarat. Akibatnya, kedua mesin kehilangan tenaga secara total.

Yang mengejutkan, rekaman suara kokpit memperdengarkan seorang pilot bertanya, “kenapa kamu melakukan cut-off?”, yang dijawab dengan penyangkalan: “Aku tidak melakukannya.”

Sayangnya, rekaman itu tidak menjelaskan siapa yang berkata apa. Saat itu, co-pilot diketahui sedang menerbangkan pesawat sementara kapten bertugas memantau.

Desain saklar yang sulit diaktifkan secara tidak sengaja

Para penyelidik menyoroti bahwa saklar pengendali bahan bakar dirancang dengan sistem pengunci untuk mencegah aktivasi tidak sengaja.

Saklar harus diangkat terlebih dahulu sebelum bisa digeser. Bahkan, ada pelindung tambahan agar tidak tersenggol secara tidak sengaja.

Menarik kedua saklar sekaligus dengan satu tangan hampir mustahil. Ini membuat dugaan kesalahan tidak disengaja menjadi kecil kemungkinannya.

Shawn Pruchnicki, mantan penyelidik kecelakaan penerbangan, menyatakan bahwa kejadian ini sangat tidak biasa.

“Jika ini memang dilakukan oleh salah satu pilot, baik sengaja atau tidak, mengapa? Tidak ada indikasi kegagalan sistem atau kebingungan dalam kokpit,” katanya.

Peter Goelz, mantan direktur pelaksana NTSB Amerika Serikat, menilai temuan ini sangat mengganggu.

“Rekaman ini hanya menunjukkan satu kalimat. Kita butuh lebih banyak informasi. Siapa yang menyentuh saklar, dan kenapa?” ujar dia.

Goelz menambahkan bahwa investigasi perlu mengidentifikasi suara dalam rekaman dan menyusun transkrip lengkap, termasuk urutan peristiwa sejak pesawat mulai bergerak dari terminal hingga jatuh.

Ia juga menyerukan penggunaan kamera video kokpit untuk memberi bukti visual siapa yang mengoperasikan saklar.

Hingga kini, pihak investigasi belum mengidentifikasi suara masing-masing pilot, meskipun biasanya orang yang mengenal mereka akan dilibatkan dalam proses tersebut.

Adakah kegagalan mekanis?

Menambah kompleksitas kasus ini, FAA pernah mengeluarkan buletin pada 2018 tentang kemungkinan saklar bahan bakar Boeing 737 yang dipasang dengan fitur pengunci dinonaktifkan.

Meskipun tidak diberi status bahaya serius, masalah ini juga relevan karena jenis saklar serupa digunakan di Boeing 787, termasuk pesawat yang jatuh.

Air India, Air India 171, air india 171 jatuh, Sebab Kecelakaan Air India 171, Update Sebab Kecelakaan Air India 171, Saklar Bahan Bakar Tiba-tiba

Tangkapan layar dari video warganet di platform Eurovision Social Newswire (ESN) memperlihatkan kepulan asap hitam setelah pesawat Air India jatuh dan meledak di permukiman dekat Bandara Internasional Sardar Vallabhbhai Patel, Ahmedabad, India, Kamis (12/6/2025). Pesawat Air India 171 jatuh tak lama setelah lepas landas, membawa 242 orang di dalamnya. Apa yang Menyebabkan Pesawat Air India Jatuh dalam 30 Detik? Ini 4 Dugaannya

Namun, belum ada bukti bahwa saklar pada pesawat Air India 171 mengalami kegagalan mekanis.

Sampel bahan bakar juga dinyatakan “memuaskan”, sehingga dugaan kontaminasi bahan bakar mulai dikesampingkan.

Salah satu indikasi kuat terjadinya kehilangan tenaga penuh adalah munculnya Ram Air Turbine (RAT), baling-baling darurat yang secara otomatis keluar saat kedua mesin kehilangan daya. Sistem ini memberikan daya listrik terbatas untuk menjaga sistem vital tetap bekerja.

Selain itu, roda pendaratan ditemukan masih dalam posisi terbuka. Seorang pilot 787 menjelaskan bahwa dengan kondisi darurat seperti itu, perhatian pilot akan tertuju sepenuhnya pada mengendalikan pesawat, bukan menaikkan roda.

Penyelidik menduga para pilot berusaha menyalakan kembali mesin, dimulai dengan mesin kiri, lalu mesin kanan.

Namun, waktu yang tersedia terlalu singkat. Mesin kiri mati terlebih dahulu, sementara mesin kanan belum pulih saat pesawat menghantam tanah.