Indonesia Siap Menjadi Pemain Utama Mobilitas Hijau

Indonesia tengah memasuki fase krusial dalam membangun ekonomi hijau yang inklusif dan berkelanjutan. Dukungan dari sektor swasta dan kebijakan pemerintah menjadi fondasi penting untuk mendorong transformasi energi bersih nasional.
Dalam forum VIN TALKS yang digelar di pameran GIIAS 2025, dibahas peran investasi dan inovasi dalam mempercepat transisi tersebut. Diskusi ini mengusung tema “Investing in Impact – Catalyzing Indonesia’s Green Economy Through Policy & Private Sector Collaboration.”
Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mencatat total investasi di Indonesia mencapai Rp1.766 triliun pada 2024, meningkat 20% dibanding tahun sebelumnya. Lebih dari 52% berasal dari Foreign Direct Investment (FDI), menandakan tingginya minat global terhadap potensi ekonomi hijau Indonesia.
Tokoh pendidikan dan mantan Menteri Perdagangan Gita Wirjawan mengatakan bahwa momentum ini harus dimanfaatkan secara strategis. “Indonesia berada di titik balik yang menentukan, dengan bonus demografi yang bisa mendorong lompatan besar,” ujarnya, dikutip VIVA Otomotif Jumat 1 Agustus 2025.
Menurut Gita, investasi pada pendidikan STEM sangat penting agar generasi muda mampu menghadapi tantangan masa depan. “Tanpa generasi muda yang siap berinovasi, ekonomi hijau hanya akan jadi slogan,” katanya dalam sesi diskusi.
Ia juga menekankan pentingnya kepastian hukum dan kesiapan tenaga kerja dalam menarik investasi. “Setelah dua faktor ini terpenuhi, modal akan datang dengan sendirinya,” tegas Gita.
CEO VinFast Indonesia, Kariyanto Hardjosoemarto, mengatakan bahwa pihaknya melihat Indonesia sebagai pasar strategis setelah Eropa, Amerika Serikat, dan India. “Populasi besar dan pertumbuhan adopsi kendaraan listrik yang cepat menunjukkan bahwa Indonesia siap menjadi pemain utama mobilitas hijau,” ungkapnya.
VinFast telah mengumumkan investasi sebesar USD 200 juta atau sekitar Rp3,3 triliun untuk pembangunan pabrik kendaraan listrik di Subang. Fasilitas ini akan memproduksi 50.000 unit kendaraan per tahun dan menyerap 1.000 tenaga kerja langsung di tahap awal.
Selain produksi, VinFast juga membangun jaringan pengisian daya kendaraan listrik nasional melalui mitra strategis seperti V-Green, Chargecore, dan Amarta Group. Mereka menargetkan pemasangan 63.000 titik pengisian hingga akhir 2025, dengan total investasi infrastruktur mencapai USD 300 juta atau sekitar Rp4,9 triliun.
VinFast berencana hadir di 19 provinsi dan 41 kota pada 2026 untuk memastikan jangkauan layanan yang luas dan merata. “Kami membangun bukan hanya kendaraan, tapi sebuah electric nation yang menjadikan mobilitas hijau terjangkau dan inklusif,” tutup Kariyanto.