Blee, Brand Streetwear Baru dari Sroja Warna Indonesia yang Usung Raw Denim

Sroja Warna Indonesia (SWI) meluncurkan streetwear brand baru, Blee bersamaan dengan pembukaan flagship store perdana di Lippo Mall Nusantara, Jakarta Selatan, Selasa (5/8/2025).

Brand Manager Sroja Warna Indonesia, Farizky Putra menuturkan, Blee lahir dari kebutuhan untuk mengekspresikan karakter, sekaligus menjawab tantangan untuk memperluas target pasar.

"Kita pengen semua yang menggunakan Blee benar-benar bisa tampil edgy setiap hari,” kata Farizky dalam sesi talkshow di Lippo Mall Nusantara, Jakarta Selatan, Selasa (5/8/2025). 

Peluncuran streetwear brand baru Blee

Koleksi pertama bernama Raw Denim Collection

(kiri-kanan) - Luthfian Zuhdi Haryadi, General Mager SWI, dr. Tirta, Influencer, Nadia Dea, Sales Manager SWI, dan Farizky Putra, Brand Manager SWI.

Koleksi pertama brand ini adalah Raw Denim Collection. Hal tersebut sejalan dengan semangat jenama ini yang meliputi inklusivitas, kualitas, komunitas, dan ekspresi sebagai nilai utama.

"Koleksi Raw Denim ini bukan hanya soal gaya, tapi membentuk jati diri. Denim-nya belum sempurna, tapi dia akan membentuk dirinya sesuai karakter pemakainya,” ujar Farizky.

Bahan yang digunakan adalah katun australia dan berbagai bahan lain guna menghasilkan produk yang nyaman dan berdaya tahan.

“Kita main di siluet dan potongan. Banyak terinspirasi dari tren fashion di Jepang, Amerika, dan Eropa, tapi tetap punya napas lokal,” tambahnya.

Sementara itu, publik figur dan pelaku bisnis streetwear, dr. Tirta yang turut hadir saat peluncuran menuturkan, bahan dan desain dari jenama ini praktis dan berkarakter. 

“Saya senang banget pas lihat raw denim-nya. Di Indonesia, brand yang main raw denim itu bisa dihitung, dan ini berhasil bikin versi lokal yang enggak kalah,” ucap dr. Tirta. 

Terinspirasi dari istilah Jawa

Lahir dari kata "ble'e"

Pembukaan store BLEE bersamaan dengan store Sroja, di Lippo Mal Nusantara, Jakarta Selatan, pada Selasa (5/8/025).

Blee lahir dari ide kreatif pemilik brand yang menantang timnya untuk menciptakan jenama dari kata "ble'e", istilah Jawa yang berarti usang atau tidak menarik. 

"Owner kami berdarah Jawa, dan dia kasih tantangan coba bikin brand dari kata ‘ble'e’. Awalnya lucu-lucuan, tapi ternyata ada maknanya. Blee itu bisa diartikan sebagai pewarna, dan itu relate (berkaitan) banget dengan visi kami: Jadi pewarna baru di industri fashion Indonesia," jelas Farizky.

General Manager Sroja Warna Indonesia, Luthfian Zuhdi Haryadi mengatakan, Blee tetap membawa DNA Sroja Warna Indonesia.

“Kami percaya bahwa setiap generasi punya cara berbeda untuk bicara. Blee adalah bahasa baru kami. Ia mungkin lebih keras, lebih berani, tapi tetap lahir dari DNA SWI,” kata Luthfian.

Langkah Sroja Warna Indonesia merambah segmen streetwear laki-laki merupakan upaya melengkapi ekosistem brand yang sebelumnya didominasi oleh womenswear.

“Sebelumnya dua brand kami menyasar perempuan. Kenapa enggak sekarang kita coba menyasar pasar pria yang juga besar dan potensial?” ucap Farizky.

Sebagai informasi, Sroja Warna Indonesia dikenal sebagai jenama premium womenswear yang menghadirkan busana siap pakai. 

Bersamaan dengan peluncuran Blee, Sroja Warna Indonesia juga meresmikan official store untuk premium womenswear mereka, Sroja.

Kehadiran dua toko ini menjadi simbol penggabungan sisi gaya anak muda dan elegan dalam satu ruang mode.

Terangi negeri dengan literasi, satu buku bisa membuka ribuan mimpi. Lewat ekspedisi Kata ke Nyata, Kompas.com ingin membawa ribuan buku ke pelosok Indonesia. Bantu anak-anak membaca lebih banyak, bermimpi lebih tinggi. Ayo donasi via Kitabisa!