Holden Torana, Sejarah Perjalanan Taksi Blue Bird di Indonesia

Sebagai perusahaan jasa transportasi besar di Indonesia, taksi Blue Bird dibangun dari sejarah panjang.
Salah satu serpihan yang kini bisa dinikmati masyarakat, yaitu mobil generasi awal yang mengawali tonggak operasi taksi Blue Bird di Tanah Air, Holden Torana kelahiran 1972.
Unit bersejarah ini kini jadi perbincangan banyak pengguna media sosial setelah videonya viral beberapa hari lalu berkeliling Jakarta.
Pada video tersebut, mobil klasik tersebut dikendarai oleh Adrianto Djokosoetono, Direktur Utama PT Blue Bird Tbk, dan juga Purnomo Prawiro, Co-Founder & Advisor PT Blue Bird Tbk.
Adrianto mengatakan, Holden Torana menjadi armada pertama taksi Bluebird yang mulai beroperasi pada tahun 1972.
" Tapi hadirnya mobil ini bukan tanpa perjuangan. Setelah mendapat izin mengoperasikan bisnis taksi pada 1971, Founder Bluebird, Ibu Mutiara Fatimah Djokosoetono harus segera memenuhi syarat memiliki minimal 100 unit kendaraan dan fasilitas pool sendiri," katanya kepada Kompas.com, Kamis (8/7/2025).
Berawal dari itu, Holden Torana mobil produksi Australia mulai dibeli secara bertahap. Tahap pertama sebanyak 25 unit, lalu terus bertambah hingga total 100 unit.
Sementara itu, sedan kompak berseragam biru ini merupakan salah satu dari 25 unit impor Australia yang dimaksud. Holden merupakan merek Australia yang kini dimiliki General Motors asal Amerika Serikat.
mobil itulah yang kemudian resmi menjadi armada pertama Bluebird di Jakarta, menandai lahirnya layanan taksi yang profesional dan terpercaya di Indonesia
"Mobil ini menjadi saksi awal perjalanan Bluebird dan beroperasi selama beberapa tahun sebelum akhirnya digantikan dengan armada yang lebih baru seiring pertumbuhan perusahaan dan perkembangan kebijakan pada industri transportasi," kata Adrianto.
Adrianto Djokosoetono Direktur Utama PT Blue Bird Tbk dan Purnomo pendiri Blubird sedang mengendarai Holden Torana taksi pertama Bluebird
Beda dengan taksi modern saat ini, Holden Torana belum memiliki power steering dan AC.
Kemudian, sistem hitung ongkos berdasarkan kilometer masih menggunakan alat mekanis, sebab pada zamannya pengemudi taksi sering menyebut alat ini “argo jewer”. “Karena kalau mau dinyalakan harus dijewer.
Sistem komunikasi masih berbasis radio konvensional. Suara berisik di kabin tidak bisa dihindari, penumpang saat itu pasti bisa mendengar riuhnya komunikasi campur aduk saat perusahaan dan sopir bertukar informasi.
Setelah era ini Blue Bird membenahi sistem komunikasi dengan automated number identification lalu menjadi digital seperti yang bisa kita lihat di taksi modern, tak lagi berbasis audio, tetapi teks.
Adrian juga menceritakan alasan mengapa perusahaan memilih Holden Torana sebagai Taksi Blue Bird. Dia menyebutkan, masanya Holden dikenal sebagai salah satu merek mobil paling andal dan cukup populer di Jakarta.
"Dari segi performa dan daya tahan, mobil ini punya bodi yang kuat dan aspek keselamatan yang mumpuni.
Itulah kenapa kami memilih Holden sebagai armada, karena sejak awal Bluebird memiliki komitmen untuk menjadi layanan taksi yang aman dan terpercaya," katanya.
Lebih lanjut Adrian juga mengatakan bila dari dahulu hingga kini Bluebird
selalu menaruh perhatian besar pada faktor keselamatan baik dari sisi pelayanan maupun dari pemilihan dan operasional setiap kendaraan.
Maka dari itu Holden Torana dipilih sebagai debut taksi Blue Bird dan tetap dikenang hingga saat ini.
Interior Holden Torana taksi untuk armada Blue Bird pada 1970-an.
Sementara itu, sama seperti mobil Amerika, Holden dikenal punya dengan kapasitas mesin besar.
Torana memiliki mesin 6-silinder segaris 2.834cc dengan sistem pengabutan karburator. Salah satu keunggulannya yaitu torsi sebesar 226,8 Nm yang bisa didapat di putaran 2.000 rpm.
Mungkin saja kemacetan di Jakarta saat itu tidak seperti sekarang, tetapi spesifikasi ini relatif membantu untuk kondisi stop and go. Kemampuan maksimal Torana mencapai 119 tk pada 4.400 rpm, cukup fungsional di jalan lurus.
Penampilan Torana tampak segar, semua dikembalikan seperti kondisi semula. Logo Blue Bird yang terpampang di bodi samping masih desain lama, komponen asli Torana juga tak luput diperhatikan. Hanya ada satu kekurangannya, spion kiri tak bisa ditemukan.
Terangi negeri dengan literasi, satu buku bisa membuka ribuan mimpi. Lewat ekspedisi Kata ke Nyata, Kompas.com ingin membawa ribuan buku ke pelosok Indonesia. Bantu anak-anak membaca lebih banyak, bermimpi lebih tinggi. Ayo donasi via Kitabisa!