Kontroversi “Jokowi’s White Paper”: PSI Dukung UGM, Roy Suryo Cs Klaim Dibungkam

Peluncuran buku “Jokowi’s White Paper” karya Roy Suryo, Rismon Sianipar, dan Tifauzia Tyassuma berubah menjadi polemik panas.
Launching buku Roy Suryo cs yang semula direncanakan berlangsung di University Club (UC) UGM pada Senin (18/8/2025), berakhir ricuh setelah pihak kampus menolak memfasilitasi kegiatan tersebut.
PSI: Penyelenggara Berbohong
Partai Solidaritas Indonesia (PSI) menjadi pihak pertama yang secara terbuka membela keputusan UGM.
“Penyelenggara jelas melecehkan UGM karena menutupi tujuan dan substansi acara. Mereka berbohong. Maka sangat pantas UGM, sebagai pemilik tempat, menolak memfasilitasi acara tersebut,” kata Juru Bicara PSI, Wiryawan, dikutip dari situs resmi PSI, Selasa (19/8/2025).
Menurut PSI, sejak awal penyelenggara tidak jujur dalam menyampaikan tujuan acara.
Baru belakangan diketahui bahwa kegiatan itu adalah peluncuran buku “Jokowi’s White Paper” yang mengkritisi keabsahan ijazah Presiden ke-7 Republik Indonesia (RI) Joko Widodo.
Roy Suryo, Rismon Hasiholan dan Tifauzi Tiyassuma saat Acara soft launching buku Jokowi?s White Paper di caffee shop University Club (UC) UGM, Senin (18/08/2025).
Apa Isi Buku “Jokowi’s White Paper”?
Kuasa hukum Roy Suryo, Ahmad Khozinudin, menjelaskan buku setebal 500 halaman itu memuat hasil kajian Roy Suryo, Rismon, dan Tifa.
“Isinya penelitian mereka berkaitan dengan ijazah saudara Jokowi, juga dokumen skripsi saudara Joko Widodo yang kesimpulannya berbeda dengan apa yang diumumkan Bareskrim Mabes Polri,” ujar Khozinudin di Polda Metro Jaya, Selasa (19/8/2025).
Menurut Khozinudin, penelitian digital forensik yang dilakukan Rismon menyebut ada ketidaksesuaian pada dokumen ijazah Jokowi.
Trio penulis yang seluruhnya alumni UGM ini berdalih ingin “mengembalikan marwah kampus” melalui peluncuran buku tersebut.
Drama di UC UGM
Sejak awal, acara ini menuai masalah. Panitia memesan Ruang Nusantara UC UGM untuk tanggal 17 Agustus 2025 dan telah melakukan pembayaran.
Namun, sehari sebelumnya, pihak keamanan kampus dan aparat kepolisian mulai melakukan interogasi terkait acara itu.
Pada Senin siang (18/8/2025), UC UGM resmi membatalkan peminjaman ruangan.
Panitia sempat mencari alternatif di sebuah kafe, tetapi sebagian besar undangan sudah terlanjur hadir di UC UGM.
Kondisi makin panas ketika saat acara dimulai, listrik di ruangan mendadak padam, sedangkan ruangan lain tetap menyala.
“Ini bukan mati lampu alamiah, tetapi area yang digunakan launching yang dipadamkan. Ini tindakan brutal,” tuding Khozinudin.
Meski demikian, acara tetap berlangsung dengan penerangan seadanya. Hadir pula sejumlah tokoh nasional seperti Said Didu, Refly Harun, dan Tyasno Sudarto.
UGM Tegaskan Penolakan
Pihak UGM menyampaikan alasan resmi pembatalan. Juru Bicara UGM, I Made Andi Arsana, menyebut keputusan diambil karena dua hal, prosedural dan politis.
“UGM memahami bahwa kegiatan ini bernuansa politis yang terkait erat dengan isu yang melibatkan Bapak Joko Widodo. UGM tidak melibatkan diri dalam isu tersebut karena tidak terkait langsung dengan UGM,” ujar Andi Arsana.
Selain itu, UGM merasa penyelenggara tidak transparan sejak awal. Undangan yang beredar pun berbeda dari keterangan saat pemesanan tempat.
“Acara dimaksud tidak menunjukkan keterbukaan sejak awal dan berpotensi menimbulkan kegaduhan yang tidak perlu. Karena itu UGM melakukan penolakan,” tegasnya.
Simbol Kebebasan Akademik yang Dipertaruhkan
Bagi kubu Roy Suryo, insiden ini adalah bentuk pembungkaman. Mereka menilai peluncuran buku bukan sekadar acara politik, tetapi ruang akademik untuk menguji gagasan.
Sebaliknya, bagi PSI dan UGM, ketidakjujuran panitia sejak awal adalah alasan utama.
UGM tidak ingin dilibatkan dalam isu politik yang berpotensi menyeret nama institusi dari launching buku Roy Suryo cs itu.
Sebagian artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul .
Terangi negeri dengan literasi, satu buku bisa membuka ribuan mimpi. Lewat ekspedisi Kata ke Nyata, Kompas.com ingin membawa ribuan buku ke pelosok Indonesia. Bantu anak-anak membaca lebih banyak, bermimpi lebih tinggi. Ayo donasi via Kitabisa!