Kasus Spanduk "Desa Maling" Pamekasan, 2 Pelaku Diringkus di Surabaya

Surabaya, Jawa Timur, Pamekasan, Polres Pamekasan, Desa maling, Kasus Spanduk Desa Maling Pamekasan, Kasus Spanduk

Jajaran Polres Pamekasan berhasil menangkap dua terduga pelaku pencurian yang meresahkan warga Desa Larangan Badung, Kecamatan Palengaan, Kabupaten Pamekasan, Jawa Timur. 

Penangkapan dilakukan setelah warga memasang spanduk bertuliskan Selamat Datang di Desa Maling.

Informasi yang dihimpun, kedua pelaku berinisial H dan M. Keduanya ditangkap oleh personel Sat Reskrim Polres Pamekasan di wilayah Surabaya.

Mereka diduga mencuri sepeda motor, emas, serta uang milik warga. “Tadi pagi saya baru mendapatkan informasi jika dua orang sudah ditangkap,” ujar ST, warga Desa Larangan Badung.

Polisi Masih Lakukan Pemeriksaan

Kasi Humas Polres Pamekasan, AKP Jupriadi, membenarkan adanya penangkapan tersebut. “Sementara ini kami masih memeriksa dua orang itu,” katanya.

Namun, pihak kepolisian belum bisa memberikan keterangan lebih jauh terkait kasus ini. “Untuk sementara kami masih proses pemeriksaan dua orang tersebut,” imbuh Jupriadi.

Sebelumnya, warga memasang spanduk bertuliskan 'Selamat Datang di Desa Maling' sebagai bentuk protes terhadap maraknya kasus pencurian.

Namun, spanduk itu tidak bertahan lama karena ada pihak yang menurunkannya.

Sebagai gantinya, warga memasang spanduk baru dengan tulisan 'Selamat Datang di Desa Paling Aman se-Dunia'.

Pada spanduk tersebut juga terdapat kalimat tambahan: “Termasuk aman bagi maling-maling untuk mencuri dan dijamin tidak akan tertangkap.”

Tokoh masyarakat Desa Larangan Badung, Marsuto Alvianto, mengatakan spanduk itu diubah karena hilang.

“Saya tidak tahu apakah spanduk hilang karena angin atau ada orang yang sengaja membukanya,” ujarnya.

Warga Mengaku Sering Kehilangan

Marsuto mengaku pernah kehilangan emas seharga Rp125 juta, belum termasuk kerugian warga lain.

“Sedikitnya ada delapan sepeda motor yang hilang di sekitar sini, tapi tidak ada satu pun yang terungkap,” katanya.

Ia menambahkan, warga sering ketakutan melaporkan kehilangan karena khawatir menjadi incaran pencuri.

Bahkan, ia mendengar adanya upaya ancaman lewat pesan antarwarga. “Ancaman juga saya dengar, ada pihak-pihak yang mau datang ke rumah dan memang saya tunggu,” tegasnya.

Menurut Marsuto, spanduk tersebut bukan bermaksud menjelekkan nama desa, melainkan bentuk kekecewaan warga akibat maraknya pencurian.

Sebagian artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul dan Spanduk Desa Maling di Pamekasan Hilang, Diganti Spanduk Desa Paling Aman se-Dunia.

Terangi negeri dengan literasi, satu buku bisa membuka ribuan mimpi. Lewat ekspedisi Kata ke Nyata, Kompas.com ingin membawa ribuan buku ke pelosok Indonesia. Bantu anak-anak membaca lebih banyak, bermimpi lebih tinggi. Ayo donasi via Kitabisa!