Top 15+ Tersangka, 4 Klaster, Begini Rangkaian Peran dalam Pembunuhan Kacab Bank BUMN

Polda Metro Jaya menetapkan sebanyak 15 orang tersangka dalam kasus pembunuhan Kepala Cabang (Kacab) bank BUMN, Mohamad Ilham Pradipta (37).
Para pelaku memiliki peran yang berbeda-beda dan terbagi ke dalam empat klaster, mulai dari aktor intelektual, tim pembuntut, kelompok penculik, hingga eksekutor yang melakukan penganiayaan hingga membuang jasad korban.
Kasubdit Jatanras Ditreskrimum Polda Metro Jaya, AKBP Abdul Rahim, membenarkan adanya pembagian klaster tersebut.
“Pertama klaster aktor intelektual, kedua klaster yang membuntuti, ketiga klaster yang menculik. Kemudian keempat klaster penganiayaan yang mengakibatkan korban meninggal dunia dan membuang jasad korban,” ujar Abdul Rahim kepada wartawan, Rabu (27/8/2025).
Klaster 1: Aktor Intelektual
Klaster aktor intelektual terdiri dari empat orang, termasuk sosok pengusaha asal Jambi, Dwi Hartono (DH), serta YJ, AA, dan C alias Ken.
Mereka ditangkap tim gabungan dari Polda Metro Jaya, Polrestabes Semarang, dan Polres Demak pada Minggu (24/8/2025) sekitar pukul 20.15 WIB di Solo, Jawa Tengah.
Sementara, tersangka C alias Ken diamankan di kawasan Pantai Indah Kapuk (PIK), Jakarta Utara, pada pukul 15.30 WIB di hari yang sama. Video penangkapan Ken bahkan diunggah di kanal YouTube Jacklyn Choppers is Back.
Dalam video itu, polisi sempat menanyakan soal kebiasaannya memakai rambut palsu.
“Biasa pakai wig, nih?” tanya polisi.
“Aduh, ketahuan deh. Botak soalnya saya,” jawab Ken.
Dwi Hartono menjadi sosok yang paling disorot karena dikenal sebagai pengusaha terpandang di Provinsi Jambi, sekaligus otak di balik pembunuhan Ilham Pradipta.
Klaster 2: Membuntuti Korban
Polisi mengungkap baru satu orang tersangka yang masuk dalam klaster tim pembuntut korban, yakni RS (Rohmat Sukur). Satu lagi berinisial F, diduga oknum aparat, masih dalam penyelidikan.
Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Ade Ary Syam Indradi menjelaskan, penangkapan RS dilakukan setelah penggerebekan di rumahnya di kawasan Candisari, Semarang.
Namun RS sempat melarikan diri sebelum ditangkap di sebuah lokasi persembunyian di Jalan Handayani, Sendangrejo, Nyatnyono, Kecamatan Ungaran Barat, Kabupaten Semarang, Minggu (24/8/2025) pukul 02.15 WIB.
“RS berperan menyediakan tim pantau yang mengikuti kegiatan korban MIP serta menyiapkan tim IT,” jelas Ade Ary.
Klaster 3: Penculikan
Kelompok penculik beranggotakan empat orang, seluruhnya bekerja sebagai debt collector. Mereka bertugas menjemput paksa korban di sebuah pusat perbelanjaan di Jakarta Timur.
Keempatnya adalah AT, RS, RAH, dan EW alias Eras (28). Tiga pelaku ditangkap di Jakarta Pusat, sedangkan Eras ditangkap di Bandara Internasional Komodo, Labuan Bajo, NTT, pada Kamis (21/8/2025).
Eras diketahui merupakan warga Manggarai Timur, NTT, yang berdomisili di Jakarta Timur. Selain bekerja sebagai debt collector, ia juga dikenal sebagai mantan atlet kickboxing.
Kuasa hukum Eras, Adrianus Agal, menyebut kliennya hanya menjalankan perintah dari seseorang berinisial F.
“Klien saya dan tiga rekannya dijanjikan imbalan Rp 50 juta, meski baru menerima uang muka atau DP,” kata Adrianus.
Klaster 4: Eksekutor dan Pembuangan Jasad
Klaster terakhir terdiri dari lima orang, masing-masing berperan sebagai eksekutor hingga pembuangan jasad korban. Mereka adalah M, T, U, Z, dan N.
M merupakan pelaku penganiayaan, T bertindak sebagai eksekutor hingga menyebabkan korban meninggal dunia, sementara U dan N membantu membuang jasad korban ke wilayah Bekasi.
AKBP Abdul Rahim memastikan hingga kini 15 orang telah ditetapkan sebagai tersangka. Namun, identitas lengkap dan peran detail tiap tersangka masih belum bisa dipublikasikan.
Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Ade Ary menyebut kasus ini ditangani intensif oleh Subdit Resmob dan Subdit Jatanras.
“Yang dapat kami sampaikan, ada 15 orang sudah diamankan. Sembilan ditangkap Subdit Jatanras, enam lainnya diringkus Subdit Resmob,” ujarnya, Selasa (26/8/2025).
Ade Ary menegaskan penyidik berhati-hati dalam mengungkap motif.
“Kami menerapkan prinsip kehati-hatian dan proporsional,” katanya.
Sosok Eras: Mantan Atlet Kickboxing
Kuasa hukum Eras menuturkan kliennya kaget mengetahui korban akhirnya tewas setelah diculik.
“Eras sampai menangis di depan penyidik. Ia sangat menyesal menerima pekerjaan ini,” ujar Adrianus.
Menurut Adrianus, Eras sehari-hari juga bekerja sebagai petugas keamanan dan penagih utang. Ia menegaskan Eras hanya bermotif ekonomi, bukan pembunuhan.
Kepala Pusat Penerangan TNI Brigjen (Mar) Freddy Ardianzah juga membantah isu adanya keterlibatan aparat TNI.
“Jangan percaya rumor,” kata Freddy.
Dwi Hartono: Otak Pembunuhan yang Disebut Dermawan
Sosok Dwi Hartono, otak pembunuhan Ilham Pradipta, disebut berbeda antara kehidupan pribadi dan dugaan perannya dalam kejahatan.
Kepala Desa Mekar Kencana, Kabupaten Tebo, Jambi, Joko, menyebut Dwi dikenal sebagai orang yang dermawan.
“Mas Dwi dikenal orang yang suka bergaul dan sering melakukan kegiatan sosial. Saya kaget saat mendengar dia disebut sebagai otak pembunuhan,” ujarnya.
Selain dikenal sebagai pengusaha, Dwi juga memiliki sejumlah bisnis, di antaranya PT Hartono Mandiri Makmur dan PT Digitalisasi Aplikasi Indonesia (DAI) dengan platform pendidikan non-formal Guruku.com.
Di perumahan elit Kota Wisata, Gunung Putri, Kabupaten Bogor, Dwi juga memiliki rumah mewah yang menjadi kantor perusahaannya. Di kanal YouTube pribadinya, Dwi kerap membagikan konten motivasi bisnis dengan 169 ribu pengikut.
Berdasarkan rekaman CCTV, Ilham Pradipta terakhir terlihat di area parkir Lotte Grosir Pasar Rebo, Jakarta Timur, Rabu (20/8/2025). Ia diculik sejumlah orang tak dikenal saat hendak masuk ke mobilnya.
Beberapa hari kemudian, jasad Ilham ditemukan dalam kondisi telungkup di lahan kosong di wilayah Cikarang, Kabupaten Bekasi.
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul 15 Orang Jadi Tersangka Pembunuhan Kacab Bank BUMN, Libatkan Pengusaha dan Mantan Atlet Kickboxing
Terangi negeri dengan literasi, satu buku bisa membuka ribuan mimpi. Lewat ekspedisi Kata ke Nyata, Kompas.com ingin membawa ribuan buku ke pelosok Indonesia. Bantu anak-anak membaca lebih banyak, bermimpi lebih tinggi. Ayo donasi via Kitabisa!