Ribuan Pekerja Hyundai Ancam Mogok Kerja, Tuntut Upah Naik dan Bonus

Hyundai Motors menghadapi ancaman serius setelah ribuan karyawannya berencana melakukan aksi mogok kerja secara serentak. Rencana ini menjadi tekanan besar bagi salah satu produsen otomotif terbesar Korea Selatan, mengingat mogok kerja diperkirakan langsung memengaruhi jalannya produksi sejumlah model penting Hyundai dan Genesis.

Menurut laporan Reuters, serikat pekerja Hyundai akan menggelar aksi mogok selama tiga hari. Para karyawan dijadwalkan meninggalkan pekerjaan selama dua jam pada Rabu dan Kamis, lalu memperpanjang aksi hingga empat jam pada Jumat.

Langkah ini merupakan bentuk protes atas sejumlah tuntutan yang diajukan pekerja terhadap perusahaan.

Aksi mogok ini berakar dari tuntutan kenaikan gaji dan kondisi kerja yang lebih baik. Serikat pekerja menilai Hyundai perlu meningkatkan kesejahteraan karyawan seiring pertumbuhan keuntungan perusahaan.

Selain kenaikan upah, mereka juga menuntut perubahan usia pensiun dari 60 tahun menjadi 64 tahun, agar pekerja memiliki masa produktif lebih panjang.

Tidak hanya itu, serikat pekerja menuntut pengurangan hari kerja menjadi 4,5 hari per minggu. Mereka juga meminta Hyundai membayarkan bonus sebesar 30 persen dari laba bersih yang dicatatkan pada tahun 2024.

Tuntutan tersebut muncul setelah mayoritas anggota serikat, dalam pemungutan suara pada 25 Agustus lalu, memberikan dukungan penuh terhadap aksi mogok.

pabrik hyundai

Dampak Langsung ke Produksi Hyundai

Hyundai harus menghadapi konsekuensi serius jika aksi ini benar-benar terjadi. Ribuan pekerja yang mogok berasal dari tiga pabrik utama Hyundai, yakni di Ulsan, Jeonju, dan Asan. Ketiga fasilitas tersebut berperan vital dalam memproduksi sejumlah model global Hyundai, termasuk Hyundai Kona, Tucson, Santa Fe, Palisade, Sonata, dan Grandeur.

Selain itu, lini mewah Genesis juga akan terkena dampaknya. Produksi Genesis G70, G80, G90, GV60, GV70, dan GV80 berpotensi terhambat, yang tentu saja dapat memengaruhi rantai pasok global.

Mengingat pasar otomotif dunia tengah berada dalam tekanan kompetisi ketat, Hyundai dituntut segera membuka ruang negosiasi untuk menghindari kerugian yang lebih besar.

Melihat eskalasi tuntutan yang semakin meluas, Hyundai tidak bisa mengabaikan suara para pekerja. Perusahaan diperkirakan akan membuka dialog dengan serikat pekerja guna mencari titik temu.

Negosiasi ini penting agar Hyundai tetap menjaga kelancaran produksi sekaligus mempertahankan reputasinya sebagai salah satu produsen otomotif terbesar dunia.