Sejarah Oriental Circus Indonesia: Pendiri dan Masa Keemasannya

Oriental Circus Indonesia, pendiri Oriental Circus Indonesia, taman safari, Pendiri Oriental Circus Indonesia, sejarah oriental circus indonesia, Sejarah Oriental Circus Indonesia: Pendiri dan Masa Keemasannya, Sejarah Oriental Circus Indonesia, Masa Keemasan , Kembali Disebut di Tengah Suara Luka, Janji Pemerintah, Bantahan Pihak Taman Safari

 Nama Oriental Circus Indonesia (OCI) kembali jadi perbincangan. Bukan karena atraksi spektakuler seperti di masa jayanya, melainkan karena kesaksian para mantan pemain yang mengungkap sisi gelap di balik gemerlap panggung sirkus.

Namun sebelum luka-luka itu terungkap, Oriental Circus Indonesia adalah simbol kejayaan hiburan keliling Tanah Air. Di balik semua itu, berdirilah satu nama: Hadi Manansang, sosok pendiri Oriental Circus Indonesia dari jalanan kota hingga ke panggung dunia.

Sejarah Oriental Circus Indonesia

Seperti dikutip dari Kompas.id, Hadi Manansang memulai segalanya dari jalanan. Sebelum tahun 1960-an, ia dikenal sebagai seniman jalanan dan pegiat obat tradisional yang mempertontonkan atraksi ekstrem seperti salto, lempar trisula, hingga menancapkan besi ke dada.

Oriental Circus Indonesia, pendiri Oriental Circus Indonesia, taman safari, Pendiri Oriental Circus Indonesia, sejarah oriental circus indonesia, Sejarah Oriental Circus Indonesia: Pendiri dan Masa Keemasannya, Sejarah Oriental Circus Indonesia, Masa Keemasan , Kembali Disebut di Tengah Suara Luka, Janji Pemerintah, Bantahan Pihak Taman Safari

Sejumlah pemain dari Oriental Circus Indonesia (OCI) berlatih acrobat dan trapeze sebagai persiapan jelang gelaran The Great 50 Show di Pintu I Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, Rabu (12/12/2018). The Great 50 Show merupakan pertunjukan kombinasi sirkus tradisional dan modern yang akan dibuka pertama kali pada 14 Desember 2018 hingga 20 Januari 2019 di Jakarta serta akan tampil di kota-kota besar di Jawa dan Bali selama tujuh bulan.

Aksi itu ia tampilkan di berbagai kota, dari Jakarta hingga Kediri, demi menarik perhatian dan membangun nama.

Tahun 1963, ia mendirikan grup Bintang Akrobat dan Gadis Plastik. Tiga tahun berselang, hadir Oriental Show, yang kemudian menjadi Oriental Circus Indonesia pada 1972. Nama OCI pun mulai dikenal sebagai pelopor sirkus modern di Indonesia.

Masa Keemasan 

Oriental Circus Indonesia menyajikan pertunjukan akrobatik, sulap, juggling, hingga atraksi hewan liar. Pada masa kejayaannya di era 1990-an, OCI bahkan tampil di panggung internasional seperti China, Inggris, dan Amerika Serikat.

Saat itu, mereka menjadi kebanggaan tersendiri sebagai grup hiburan keliling Indonesia yang mampu menembus pasar luar negeri.

Nama Hadi Manansang pun melekat sebagai pendiri Oriental Circus Indonesia, dan motor penggerak dari kesuksesan itu. Dari pertunjukan jalanan sederhana, ia membesarkan OCI menjadi pertunjukan berskala besar yang disambut penonton dari berbagai negara.

Kembali Disebut di Tengah Suara Luka

Memasuki era 2010-an, pertunjukan OCI mulai jarang terdengar. Biaya produksi kian tinggi, tekanan dari kelompok pemerhati satwa makin kuat, dan tema pertunjukan bergeser.

Salah satu penampilan terakhir mereka adalah Hanoman The Dreamer pada 2016 di Jakarta Utara, hasil kolaborasi dengan pemain dari Eropa.

Namun pada April 2025, nama OCI kembali terdengar dalam suasana berbeda. Sejumlah mantan pemain perempuan mengadukan pengalaman mereka kepada Wakil Menteri HAM—tentang kekerasan, tekanan mental, upah yang tak dibayar, hingga paksaan untuk tetap tampil meski sakit.

Oriental Circus Indonesia, pendiri Oriental Circus Indonesia, taman safari, Pendiri Oriental Circus Indonesia, sejarah oriental circus indonesia, Sejarah Oriental Circus Indonesia: Pendiri dan Masa Keemasannya, Sejarah Oriental Circus Indonesia, Masa Keemasan , Kembali Disebut di Tengah Suara Luka, Janji Pemerintah, Bantahan Pihak Taman Safari

Para mantan pemain Pemain Oriental Circus Indonesia Taman Safari

Pengakuan itu membuka bab baru dalam sejarah Oriental Circus Indonesia. Di tengah tepuk tangan yang dulu mengiringi setiap pertunjukan, kini muncul suara-suara yang selama ini tersembunyi.

Butet, salah satu pemain sirkus, bercerita bahwa ia sering mendapatkan perlakuan kasar selama berlatih dan menjadi pemain sirkus.

“Kalau main saat show tidak bagus, saya dipukuli. Pernah dirantai pakai rantai gajah di kaki, bahkan untuk buang air saja saya kesulitan,” kata Butet di Kantor Kementerian HAM, Jakarta, Selasa (15/4/2025).

Janji Pemerintah

Sementara itu, Wakil Menteri HAM Mugiyanto menilai, testimoni para korban menunjukkan bahwa ada banyak hak asasi yang dirampas selama mereka menjadi pemain sirkus di OCI.

"Ada kemungkinan banyak sekali tindak pidana yang terjadi di sana, banyak kekerasan. Salah satu yang penting adalah soal identitas. Identitas seseorang adalah hak dasar, dan beberapa dari mereka bahkan tidak tahu siapa orangtuanya," kata dia.

Mugiyanto meminta maaf kepada para korban karena harus menyampaikan testimoni yang memilukan dan traumatik. Namun, ia berjanji pemerintah akan berupaya agar peristiwa serupa tidak terulang.

"Setelah mendengar laporan dari para korban, kami juga akan mencari keterangan dari pihak yang dilaporkan sebagai pelaku. Ini harus kami lakukan secepatnya untuk mencegah hal yang sama terulang,” kata Mugiyanto

Bantahan Pihak Taman Safari

Taman Safari Indonesia Group buka suara terkait kasus kekerasan yang dialami eks pemain Oriental Circus Indonesia (OCI). Pihak Taman Safari menyebut, tak terkait dengan kasus pemain sirkus OCI tersebut.

“Taman Safari Indonesia Group sebagai perusahaan ingin menegaskan bahwa kami tidak memiliki keterkaitan, hubungan bisnis, maupun keterlibatan hukum dengan ex pemain sirkus yang disebutkan,” kata Head of Media and Digital Taman Safari Indonesia Group Finky Santika Nh dalam keterangan resmi yang diterima Kompas.com, Rabu (16/4/2025).

Finky menegaskan, Taman Safari berdiri secara independen dan tidak terafiliasi dengan eks pemain sirkus yang dimaksud.

“Taman Safari Indonesia Group adalah badan usaha berbadan hukum yang berdiri secara independen dan tidak terafiliasi dengan pihak yang dimaksud,” tegas Finky.

Finky mengatakan, dalam forum audiensi tersebut, terdapat beberapa penyebutan nama-nama indvidu. Namun menurut dia, permasalahan tersebut bersifat pribadi dan tak terkait dengan Taman Safari secara kelembagaan.