Efek Dikeluarkannya Pertina dari Keanggotaan Komite Olimpiade Indonesia

Raja Sapta Oktohari mengistilahkan ini sebagai "kabar duka" ketika berbicara dengan wartawan di Hotel Fairmont, setelah acara pembukaan Rapat Anggota KOI 2025.
International Olympic Committee (IOC) memberikan mandat kepada anggota mereka, yakni NOC di seluruh dunia termasuk KOI, untuk melepas organisasi tinju yang terafiliasi dengan International Boxing Association.
“Pengaruh secara langsung, Pertina tidak lagi bisa mengirimkan atlet. Semua hal yang berkaitan dengan tinju sementara ini melewati Komite Olimpiade Indonesia,” ujar Raja Sapta Oktohari.
“Sehingga untuk pemilihan dan keberangkatan atlet kami akan berkoordinasi dengan dengan stake holder utama kami yakni Kemenpora dan tentunya dunia tinju Indonesia masih akan menghadapi beberapa pertandingan ke depan."
Saat ini, tengah ada dinamika dalam organisasi tinju dunia. Komite Olimpiade Internasional, IOC (International Olympic Committee), mendesak dibentuknya badan tinju dunia baru, setelah mereka membekukan IBA (International Boxing Association) sejak 2019.
"Sehingga kita akan melihat afiliiasi baru terhadap organisasi tinju baru yang namanya World Boxing, itu diberlakukan secara mutlak oleh IOC," ucap Raja Sapta Oktohari menjelaskan.
Raja Sapta Oktohari bersama KOI dan sejumlah pemangku kepentingan akan mengupayakan yang terbaik agar atlet tinju Indonesia bisa tetap bertarung di level internasional.
“Kami akan duduk dengan para stake holder untuk mencarikan solusi agar para petinju kita tetap akan bisa bertanding di ajang-ajang multievent dunia.”
"Untuk saat ini kami akan berkoordinasi langsung dengan IOC karena keputusan mutlak. Langkah-langkah yang diambil pun harus berkoordinasi dengan IOC.”
“Saya menyampaikan kabar duka ini kepada teman-teman Pertina dengan sangat berat hati. Tentunya kita harus mencari solusi yang lain.”
“Supaya tinju Indonesia atau federasi nasional yang menangani tinju bisa diakui dan diperbolehkan oleh IOC,” kata Raja Sapta Oktohari.