Stasiun Cikajang, Stasiun Tertinggi di Indonesia yang Terbengkalai 43 Tahun

Stasiun Cikajang, stasiun tertinggi di Indonesia, PT Kereta Api Indonesia (KAI), stasiun tertinggi di indonesia, Stasiun Kereta Api Tertinggi di Indonesia, stasiun cikajang terletak di daerah, stasiun cikajang sekarang, Stasiun Cikajang, Stasiun Tertinggi di Indonesia yang Terbengkalai 43 Tahun

Stasiun Cikajang di Kabupaten Garut, Jawa Barat, dikenal sebagai stasiun tertinggi di Indonesia karena berada di ketinggian 1.246 meter di atas permukaan laut (mdpl).

Stasiun tersebut sudah 43 tahun terbengkalai seiring dengan dihentikannya operasional jalur Cibatu-Garut-Cikarang pada tahun 1982.

Oleh sebab itu, mengingat Stasiun Cikajang sudah non-aktif, stasiun tertinggi di Indonesia yang masih aktif pun diduduki oleh Stasiun Nagreg yang berada di ketinggian 848 mdpl.

Akademisi Prodi Teknik Sipil Unika Soegijapranata dan Wakil Ketua Pemberdayaan dan Pengembangan Wilayah Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Pusat, Djoko Setijowarno mengatakan, jalur kereta api Cibatu-Garut-Cikajang selesai dibangun tahun 1930.

"R.H.J Spanjaard selaku kepala proyek pembangunan mengatakan jalur ini merupakan proyek tersulit pada masa itu, karena harus menembus pegunungan. Lantaran, jalurnya terjal. Jalur ini hanya bisa dilayani oleh lokomotif bermassa besar, seperti lokomotif CC10, CC50, D14 dan DD52," kata Djoko dalam keterangan tertulis, Rabu (23/4/2025).

Stasiun Cikajang, stasiun tertinggi di Indonesia, PT Kereta Api Indonesia (KAI), stasiun tertinggi di indonesia, Stasiun Kereta Api Tertinggi di Indonesia, stasiun cikajang terletak di daerah, stasiun cikajang sekarang, Stasiun Cikajang, Stasiun Tertinggi di Indonesia yang Terbengkalai 43 Tahun

Potret Stasiun Cikajang, stasiun tertinggi di Indonesia, dipotret pada 2017.

Lebih lanjut disampaikan, tahun 1970 merupakan masa kejayaan kereta api (KA) Cibatu-Garut-Cikajang karena menjadi daya tarik para pencinta kereta api baik dari dalam maupun luar negeri. 

Jalur Cibatu-Cikajang ini memiliki panjang sekitar 47 kilometer, sedangkan jalur Garut-Cikajang sepanjang 28 kiloemeter.

Adapun stasiun yang dilewati KA ini yaitu Stasiun Wanaraja, Stasiun Karangpawitan, Stasiun Garut, Stasiun Samarang, Stasiun Kamojan (922 mdpl), Stasiun Bayongbong (997 mdpl) dan Stasiun Cisurupan (1.216 mdpl).

"Selain untuk mengangkut penumpang, Staiun Cikajang awalnya dibangun untuk jalur transportasi pengiriman hasil perkebunan," tulis Djoko.

Cikajang termasuk daerah penghasil teh terbesar di Garut sehingga jalur kereta ini membantu mengangkut teh dan juga hasil pertanian lainnya. 

Pada saat itu, bangsa Belanda juga mendirikan sekitar lima perkebunan teh di Cikajang yakni di Giriwas, Cisaruni, Cikajang, Papandayan, dan Darajat.

Jalur KA Cibatu-Garut-Cikajang merupakan jalur percabangan yang menghubungkan Stasiun Batu dengan Stasiun Cikajang melewati Kota Garut.

Jalur Cibatu-Garut sepanjang 19,3 kilometer sudah dibangun kembali dan beroperasi pada 22 Maret 2022. Jalur ini dibangun oleh PT Kereta Api Indonesia atau KAI (Persero) selama dua tahun (2019–2022).

Jalur Garut-Cibatu dibuka pertama kali pada tahun 1889 dan berhenti beroperasi pada tahun 1983.

Dedi Mulyadi ingin aktifkan jalur kereta api di Jawa Barat

Stasiun Cikajang, stasiun tertinggi di Indonesia, PT Kereta Api Indonesia (KAI), stasiun tertinggi di indonesia, Stasiun Kereta Api Tertinggi di Indonesia, stasiun cikajang terletak di daerah, stasiun cikajang sekarang, Stasiun Cikajang, Stasiun Tertinggi di Indonesia yang Terbengkalai 43 Tahun

Potret Stasiun Cikajang, stasiun tertinggi di Indonesia, dipotret pada 2017.

Sebagai informasi, Gubernur Jawa Barat Dede Mulyadi berencana akan mengaktifkan seluruh jaringan kereta api di Provinsi Jawa Barat. Termasuk dalam hal ini jalur kereta api yang melewati Stasin Cikajang.

"Manfaat reaktivasi jalur ini dapat mendukung perekonomian dan pariwisata daerah Garut. Akan mendulang kembali potensi pariwisata dan perekonomian masyarakat Priangan," kata Djoko.

Djoko menilai, mengaktifkan kembali jalur rel di Jawa Barat, bukan sekedar semangat, namun perlu tekad yang kuat dan anggaran yang cukup. Oleh sebab itu, perlu dukungan anggaran yang pasti. 

Jika menggunakan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD), katanya, pasti tidak mencukupi. Provinsi Jawa Barat masih perlu membangun jaringan jalan di daerahnya yang perlu segera dituntaskan.

Merunut data dari Direktorat jenbderal perkeretaapian (2010) ada 14 jalur KA non-aktif di Provinsi Jawa Barat yaitu:

  1. Banjar-Cijulang (83 kilometer)
  2. Cikudapateh-Ciwidey (27 kilometer)
  3. Dayeuhkolot-Majalaya (18 kilometer)
  4. Rancaekek-Jatinangor-Tanjungsari (12 kilometer)
  5. Cirebon-Jamblang-Jatiwangi-Kadipaten (67 kilometer)
  6. Mundu-Ciledug-Losari (40 kilometer)
  7. Cibatu-Garut-Cikajang (47 kilometer)
  8. Jatibarang-Indramayu (19 kilometer)
  9. Cikampek-Cilamaya (28 kilometer)
  10. Cikampek-Wadas (16 kilometer)
  11. Kerawang-Lamaran-Rengasdengklok (21 kilometer)
  12. Lamaran-Wadas (15 kilometer)
  13. Mundu-Ciledug-Losari (40 kilometer)
  14. Tasiksmalaya-Singaparna (17 kilometer)
  15. Jalur Cibatu-Garut sudah direaktivasi dan dioperasikan tahun 2022

Kata Djoko, membangun jaringan rel yang sudah lama tidak dioperasikan, tidak hanya menganggarkan untuk pekerjaan fisik semata, tapi juga sejumlah lintas dan stasiun yang sudah ditempati menjadi permukiman warga setempat.

Misalnya, melibatkan Kementerian Perumahan dan Kawasan Permukiman untuk pengadaan permukiman baru bagi warga yuang terkena dampak reaktivasi itu.

"Permukiman sebaiknya tidak jauh dengan tempat tinggal sekarang. Kalaupun jauh, masih disediakan akses layanan angkutan umum. Agar warga yang menghuni mudah mobilitas ke pusat ekonomi (pasar)," katanya

Djoko juga berharap reaktivasi jalan rel di Jawa Barat bisa terwujud.