Top 60+ Persen Nikel di Indonesia Buat Stainless Steel, Bukan Baterai

– Salah satu aspek terpenting dalam pengembangan mobil listrik adalah baterai yang dianggap sebagai “jantung” karena berperan utama dalam menyimpan dan menyalurkan energi.
Saat ini, setidaknya ada dua jenis baterai mobil listrik, pertama yaitu Lithium Iron Phosphate (LFP) dan kedua Nickel Manganese Cobalt atau disebut NCM.
Menurut Puryanto, General Manager Lisence and Government Relation PT Mobil Anak Bangsa (MAB), sebagian besar nikel Indonesia justru digunakan untuk memproduksi baja tahan karat (stainless steel), bukan baterai. "Teknologi baterai, Indonesia punya banyak nikel tapi nikel baru salah satu bahan untuk baterai, lithium-nya harus diimpor juga, tambang nikel paling banyak digunakan untuk stainless steel," katanya saat dialog di PEVS 2025, Kamis (1/5/2025).
Baterai NCM juga punya bobot ringan yang cocok untuk kendaraan karena mendukung efisiensi energi, serta memiliki daya tahan pelepasan muatan yang baik sehingga cocok digunakan dalam siklus panjang.
Tantangannya adalah untuk memproduksi NCM, ketergantungan pada bahan baku seperti kobalt dan lithium, yang sebagian besar masih harus diimpor, termasuk oleh Indonesia.