Demi Rp 800 Ribu, Warga Setor Iris Mata ke Worldcoin yang Kini Diblokir Pemerintah

scan, iris mata, scan iris mata dapat uang, Worldcoin, retina, scan retina mata dapat uang, Demi Rp 800 Ribu, Warga Setor Iris Mata ke Worldcoin yang Kini Diblokir Pemerintah

Beberapa hari terakhir, muncul fenomena warga di Depok dan Bekasi yang berbondong-bondong memindai (scan) iris mata mereka di gerai WorldID dengan imbalan uang tunai antara Rp 250.000 hingga Rp 800.000.

"Sejumlah warga Bekasi telah mengikuti pemindaian iris mata menggunakan alat khusus berbentuk bola (Orb), dan setelahnya diberi imbalan uang tunai antara Rp 300.000-Rp 800.000," kata Tri dalam keterangannya, Senin (5/5/2025).

Di balik fenomena scan iris mata dapat uang ini, terdapat proyek ambisius bernama World ID yang dijalankan oleh Tools for Humanity, perusahaan berbasis di San Fransisco dan Berlin.

WorldID adalah bagian dari proyek Worldcoin, yang didirikan oleh Sam Altman, pendiri ChatGPT. Melalui aplikasi World App, warga mendaftar tanpa perlu menunjukkan KTP, hanya dengan memasukkan nama dan tanggal lahir.

Setelah itu, mereka diarahkan ke gerai WorldID untuk memindai iris mata menggunakan alat berbentuk bola logam bernama Orb. Setelah pemindaian, warga menerima koin digital World (WRLD) yang dapat dicairkan menjadi uang tunai.

“Saya sih dengarnya dari tetangga, katanya cukup scan mata pakai alat gitu, nanti langsung dapat koin di aplikasi World-nya. Enggak jelas juga koinnya buat apa, tapi katanya bisa diuangkan,” ujar Rudi (41) seorang warga Bekasi kepada Kompas.com, Senin (5/5/2025).

Seorang warga Bekasi lain bernama Meri mengaku menerima Rp 265.000 setelah memindai iris matanya. Ia mengetahui informasi ini dari anaknya dan mendaftar melalui aplikasi World App.

Meri sempat bertanya kepada petugas mengenai asal-usul uang tersebut dan diberi penjelasan bahwa dana tersebut berasal dari Rusia sebagai bentuk "berbagi" kepada masyarakat .

Meski demikian, ada juga beberapa warga yang mengeluhkan keterlambatan pencairan dana setelah pemindaian, sebab beberapa gerai WorldID dilaporkan tutup saat warga datang untuk menagih uang.

Privasi biometrik

"Sejauh ini memang belum tahu manfaat dan juga untuk apa kemudian perusahaan tersebut melakukan aktivasi terkait dengan iris warga masyarakat Kota Bekasi," ungkap Tri.

Worldcoin dibekukan di Indonesia

Praktik ini menimbulkan pertanyaan etis mengenai eksploitasi data biometrik, terutama di negara berkembang. Meskipun imbalan uang tunai menarik bagi banyak warga, risiko jangka panjang terkait privasi dan penyalahgunaan data biometrik menjadi perhatian utama.

Pemerintah melalui kementerian Komunikasi dan Digital telah membekukan sementara tanda daftar penyelenggara sistem elektronik Worldcoin dan WorldID menyusul laporan masyarakat mengenai aktivitas mencurigakan berkenaan dengan layanan digital tersebut.

"Pembekuan ini merupakan langkah preventif untuk mencegah potensi risiko terhadap masyarakat," kata Direktur Jenderal Pengawasan Ruang Digital Kemkomdigi Alexander Sabar sebagaimana dikutip dalam keterangan pers kementerian di Jakarta, Minggu.

Kemkomdigi akan memanggil pejabat PT Terang Bulan Abadi dan PT Sandina Abadi Nusantara dan meminta mereka menyampaikan klarifikasi soal dugaan pelanggaran ketentuan penyelenggaraan sistem elektronik di layanan Worldcoin dan WorldID.

Menurut hasil penelusuran awal, PT Terang Bulan Abadi belum terdaftar sebagai penyelenggara sistem elektronik dan tidak memiliki tanda daftar penyelenggara sistem elektronik (TDPSE) sebagaimana yang diwajibkan dalam peraturan perundang-undangan.