Anggi Wahyuda, Atlet Muda Disabilitas Indonesia yang Berambisi Capai Gunung Everest

Menteri Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia (Menpora RI) Dito Ariotedjo mendukung langkah anak muda disabilitas Anggi Wahyuda yang akan mewujudkan impian besarnya untuk mencapai Everest Base Camp, Nepal dengan gerakan “Satu Langkah Lagi".
Hal itu disampaikan Menpora Dito pada konferensi pers “Satu Langkah Lagi" bersama Anggi Wahyuda, Wamenpora Taufik Hidayat, Utusan Khusus Presiden Bidang Pembinaan Generasi Muda dan Pekerja Seni Raffi Ahmad, Tenaga Ahli Menpora Bidang Komunikasi Publik Mikha Tambayong di Media Center Kemenpora, Senayan, Jakarta, Rabu (14/5/2025) pagi.
"Hari ini kita kedatangan anak muda hebat Anggi Wahyuda yang ditengah keterbatasanya memiliki impian untuk mendaki gunung Everest. Sebagai Menpora dan mewakili pemerintah, kami sangat mendukung langkah Anggi Wahyuda. Meski memiliki keterbatasan, tapi semangatnya bisa menjadi inspirasi," kata Menpora Dito dalam keterangannya kepada KOMPAS.com, Kamis (15/5/2025) pagi.
"Semoga apa yang dilakukan Anggi ini bisa menjadi inspirasi generasi muda yang diluar sana. Kita mengundang anak-anak muda untuk melakukan hal serupa, Insya Allah negara akan hadir untuk memberikan dukungan," harap Menpora Dito.
" Saya sangat berterima kasih kepada Menpora Dito dan sponsor lain yang terus mendukung saya untuk melakukan gerakan ini. Tujuan saya melakukan gerakan ini agar bisa menjadi motivasi dan inspirasi bagi pemuda dan penyandang disabilitas di Indonesia," kata Anggi.
Dikutip dari ANTARA, Anggi Wahyuda merupakan penyandang disabilitas yang berjalan menggunakan alat bantu tongkat, setelah kaki kanannya diamputasi akibat kecelakaan pada 2015.
Ia mengaku senang dengan program-program pendakian yang dilakukan karena nilai-nilai yang disebarkan melalui dokumentasi perjalanan pendakian telah memberikan inspirasi positif bagi banyak orang.
"Konten (pendakian) ini tidak hanya untuk orang-orang disabilitas tetapi buat semua orang yang mengalami masalah mental, tidak percaya diri, ayo kita semangat untuk buktikan bahwa batas kemampuan manusia itu bukan pada fisik tetapi pada kemauan," katanya.