Perang Dagang dengan AS, Produsen China Lirik Investasi ke Indonesia

Kemenperin, kendaraan listrik, otomotif, industri otomotif, mobil listrik, Perang Dagang dengan AS, Produsen China Lirik Investasi ke Indonesia

Perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China yang telah berlangsung selama beberapa bulan terakhir berdampak luas terhadap industri dan perekonomian global.

Namun di tengah ketidakpastian global tersebut, Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menyampaikan bahwa Indonesia justru mendapatkan "berkah", khususnya di sektor industri kendaraan listrik (EV).

Direktur Industri Maritim, Alat Transportasi, dan Alat Pertahanan Kemenperin, Mahardi Tunggul Wicaksono, mengungkapkan bahwa ketegangan dagang antara dua negara adidaya itu mendorong sejumlah produsen otomotif dan baterai listrik asal China untuk mempertimbangkan ekspansi investasi ke Indonesia.

"Saya ingin menyampaikan bahwa dengan adanya perang dagang antara AS dan China ini, ada potensi besar masuknya investor dari China," ujarnya di Jakarta, Senin (19/5/2025).

"Ketika AS menerapkan pembatasan dan/atau menaikkan tarif impor dari China, beberapa produsen dari industri otomotif dan baterai listrik China mempertimbangkan memindahkan fasilitas produksinya ke sini, sudah mulai berdiskusi dengan kami," lanjutnya.

Ia menjelaskan, tarif tinggi yang diberlakukan AS membuat produk asal China kehilangan daya saing di pasar internasional. Hal terkait mendorong produsen kendaraan listrik dan teknologi baterai mencari lokasi produksi baru yang lebih kompetitif secara ekonomi.

Indonesia, dengan keunggulan seperti cadangan nikel yang melimpah serta insentif pemerintah untuk industri hijau, muncul sebagai salah satu tujuan investasi yang sangat dipertimbangkan.

"Mayoritas berasal dari China, meskipun ada juga beberapa dari Eropa. Mereka masih dalam tahap penjajakan awal karena memiliki teknologi di bidang baterai dan kendaraan listrik," kata Mahardi.

Meski demikian, ia menegaskan bahwa potensi investasi ini masih bersifat awal. Artinya, belum ada kepastian terkait masuknya investor baru ke dalam ekosistem kendaraan listrik nasional.

"Saat ini mereka masih dalam tahap penjajakan awal, dan saya yakin mereka juga mempertimbangkan negara lain selain Indonesia. Kita masih berdiskusi mengenai apa saja yang bisa ditawarkan pemerintah," tambahnya.

Sebagai informasi, Presiden AS Donald Trump sempat menaikkan tarif impor terhadap barang-barang dari China hingga 145 persen, sebagai bagian dari kebijakan proteksionis lanjutan dari masa jabatannya sebelumnya.

Kemenperin, kendaraan listrik, otomotif, industri otomotif, mobil listrik, Perang Dagang dengan AS, Produsen China Lirik Investasi ke Indonesia

Pekerja merakit mobil pick up di Pabrik Mobil Esemka, Sambi, Boyolali, Jawa Tengah, Jumat (6/9/2019). Presiden Joko Widodo meresmikan pabrik mobil PT Solo Manufaktur Kreasi (Esemka) untuk mulai beroperasi memproduksi mobil. ANTARA FOTO/Aloysius Jarot Nugroho/foc.

Perang dagang ini telah membekukan transaksi perdagangan senilai hampir 600 miliar dolar AS, mengganggu rantai pasok global, dan memicu risiko stagflasi serta PHK massal di sejumlah sektor industri.

Tarif AS terhadap produk China dipangkas menjadi 30 persen, sementara tarif China terhadap produk AS diturunkan menjadi 10 persen untuk jangka waktu 90 hari ke depan.