Langkah Pertama Menuju Mimpi, Skuad DBL All-Star 2025 Siap Harumkan Nama Indonesia di Chicago

DBL Camp 2025, Indonesia, basket, Amerika Serikat, Langkah Pertama Menuju Mimpi, Skuad DBL All-Star 2025 Siap Harumkan Nama Indonesia di Chicago

SURABAYA, KOMPAS.com - Sebanyak 24 pemain muda terpilih dari program DBL Camp 2025 kini bersiap menapaki babak baru dalam perjalanan meraih mimpi.

Sebelum berangkat ke Negeri Paman Sam, mereka lebih dulu menjalani Training Camp yang digelar di DBL Academy Pakuwon Mall Surabaya (PTC) sejak 19 Mei 2025 lalu.

Camp ini bukan sekadar latihan teknis tetapi menjalani rangkaian agenda yang padat namun penting. Mulai dari interview visa, pemeriksaan fisik, latihan internal, hingga pertandingan uji coba alias scrimmage game.

Salah satu momen penting datang pada 21 Mei 2025, ketika tim All-Star bertanding melawan tim basket Universitas Surabaya (Ubaya) sebagai laga untuk melihat kesiapan tim. 

Meski hasil berbeda, esensi dari pertandingan ini jauh lebih penting. Bagaimana mereka mulai membangun rasa percaya satu sama lain, mengenali karakter rekan setim, dan meresapi arti kerja sama.

“Baru pertama kali kumpul, jadi total baru 3 jam buat latihan, 2 jam tadi malam, dan 1 jam tadi pagi. Tapi luar biasanya anak-anak bisa menerjemahkan apa yang kami mau,” tutur Desandrew Pudyo Tinoto Adiwidjaja, pelatih kepala tim putri dari SMA Gloria 1 Surabaya.

Tentu, menghadapi tim basket Ubaya bukan tantangan ringan, sebab lawan dikenal tangguh di level universitas. Untuk tim putranya adalah runner-up Liga Mahasiswa Nasional 2024 dan tim putrinya berada di posisi ketiga nasional.

“Chemistry di lapangan sudah bagus. Komunikasi juga sudah mulai terbentuk, meskipun kadang masih kurang konsisten. Hal itu wajar mungkin karena kelelahan. Tapi untuk keseluruhan sudah bagus banget,” ujar Mega Perdana, asisten pelatih dari SMAN 1 Madiun yang mendampingi tim putri.

Seperti diketahui tahun ini menjadi pengalaman berbeda dari sebelumnya. Selama di Amerika Serikat nanti bukan sekadar latihan dan scrimmage, tetapi juga berkompetisi dalam turnamen resmi melawan tim-tim SMA terbaik disana.

“Vibes-nya beda. Kalau sebelumnya hanya scrimmage, sekarang ikut turnamen. Walaupun cuma 2-3 hari, suasananya beda. Akan banyak pelajaran yang didapat anak-anak dari situ,” ujar Desandrew Pudyo Tinoto Adiwidjaja yang pernah menemani skuad All-Star di tahun-tahun sebelumnya.

Selain itu DBL Indonesia All-Star bukan hanya tentang mencetak pemain hebat tetapi ruang untuk menanamkan kerja keras, rendah hati, percaya diri, dan berani bermimpi.

“Menurut saya, anak-anak ini adalah benih. Mereka punya potensi besar untuk terus bertumbuh, bukan hanya di dunia olahraga, tapi juga di lingkungan sosial mereka,” pungkasnya.