Ada Wuling EV Van, Daihatsu Mau Produksi Gran Max Listrik?

mobil komersial listrik, DFSK Gelora, Daihatsu Vizion-F, wuling ev van, Ada Wuling EV Van, Daihatsu Mau Produksi Gran Max Listrik?

Di tengah pergeseran menuju kendaraan ramah lingkungan, sejumlah pabrikan otomotif mulai serius menggarap segmen mobil komersial listrik di Indonesia.

Kedua model ini hadir sebagai alternatif kendaraan niaga berbahan bakar fosil, dengan biaya operasional yang jauh lebih hemat dan mendukung target net-zero emission pemerintah.

Di sisi lain, Daihatsu disebut-sebut tengah mengkaji peluang masuk ke pasar kendaraan komersial listrik, terutama dengan kekuatannya di segmen kendaraan niaga ringan.

Melihat tampilannya, mobil ini terlihat cukup unik karena menyerupai Daihatsu Gran Max, tetapi bertenaga listrik, khususnya Gran Max bertipe Blind Van.

Direktur Marketing & Komunikasi Korporat PT Astra Daihatsu Motor (ADM) Sri Agung Handayani mengatakan, kehadiran berbagai mobil listrik niaga dari sejumlah merek tentu baik dan menambah pilihan untuk konsumen.

“Ya nanti ditunggu saja. Saat ini kita masih konsentrasi first car buyer. Karena kompetisi itu buat kami itu bagus, karena konsumen akan banyak melihat pilihan di market,” ujar Agung di Jakarta, Selasa (20/5/2025).

Ketika ditanya soal kelanjutan dari mobil konsep Vizion-F, Agung berujar bahwa pihaknya masih melakukan pengembangan terhadap kendaraan niaga bertenaga listrik. “Responnya positif lah di market. Kan kami mempunyai R&D sendiri. Jadi R&D kami itu eksplor banyak hal lah. Kalau permintaan kan ada selalu. Cuma kan kalau permintaannya sedikit, harga mahal ya,” ucap Agung.

Sementara waktu pengecasan sekitar 9 jam dari 0-100 persen dengan normal charging. Adapun untuk fast charging bisa 1 jam dengan daya 30 kWh. “Kami kemarin survei, kami harus punya strategi. Aku enggak cerita komersial, first car buyer ada beberapa consideration, terhadap kepemilikan XEV (kendaraan listrik dan varian lanjutannya),” kata Agung.

“Mereka mau beli dan ada sebagian kenapa enggak mau beli. Karena first car buyer akhirnya yang dipertimbangkan adalah jumlah range baterainya. Dia takut nilai jual kembali. Dia juga takut perawatan, dia takut enggak ngerti,” ujarnya.