Infrastruktur dan Geografis Tantangan Motor Listrik di Indonesia Timur

Penjualan sepeda motor listrik di wilayah Indonesia Timur rupanya belum begitu terlihat. Infrastruktur dan geografis dinilai jadi tantangan perkembangan motor listrik di daerah ini.
Frengky J. Tunandar, GM Marketing PT Suracojaya Abadimotor, main diler Yamaha di wilayah Sulselbar, mengatakan bahwa permintaan motor listrik di wilayah Makassar dan sekitarnya hingga saat ini masih belum menunjukkan pertumbuhan signifikan.
"Di sini, jarak antarwilayah cukup jauh. Masyarakat menggunakan motor untuk mobilitas yang relatif jauh, sementara motor listrik masih terbatas dalam hal jarak tempuh dan membutuhkan waktu pengisian daya yang tidak sebentar," ujar Frengky di Makassar (31/5/2025).
Ilustrasi motor listrik Yamaha E01
Frengky menyebut bahwa potensi pasar motor listrik untuk melakukan penetrasi di kawasan ini masih cukup kecil.
"Kalau bicara 'kue' pasar, motor listrik saat ini porsinya masih sangat kecil," ucap Frengky.
Ia juga mencatat bahwa penggunaan motor listrik lebih banyak ditemukan di segmen tertentu, salah satunya seperti ojek online.
"Sejauh ini, motor listrik lebih umum digunakan oleh pengemudi Grab atau Gojek," kata dia.
Yamaha sendiri sebetulnya telah menjalani studi 'proof of concept' di beberapa daerah di Indonesia, untuk model E01. Tapi memang hanya di beberapa kota seperti Jakarta, Bandung, Bali, dan Medan.
Program ini bertujuan untuk mendapatkan umpan balik dan masukan dari masyarakat terkait penggunaan motor listrik E01 di jalanan umum.
Yamaha unjuk diri di IMOS 2022 dengan menampilkan motor listrik Yamaha E01 lengkap dengan stasiun pengisian baterai sebagai daya tarik utama.
Terkait produk Yamaha E01, Frengky menyatakan bahwa pihaknya masih dalam tahap observasi pasar.
"Untuk Yamaha E01 sendiri, kami masih bersikap wait and see, melihat respons dan kesiapan pasar ke depan," kata Frengky.