Sarinah Buka Gerai Baru, Gandeng 16 Merek Lokal Kenalkan Wastra Indonesia ke Turis Asing

PT Sarinah atau Sarinah (InJourney Retail) membuka gerai baru di Jakarta Premium Outlets (JPO) di Alam Sutera, Tangerang Selatan, Banten, yang sekaligus menjadi gerai ke-14. 

Terdapat 16 jenama fesyen lokal yang telah dikurasi ketat di gerai ini. Selain itu, produk fesyen yang masuk juga dipilih berdasarkan kualitas wastranya dan harga yang bervariasi.

“Brand (jenama) yang ada di sini sudah bekerja sama dengan kami sebelumnya dan datang dari brand yang terkenal dengan kualitas wastranya dengan rentang harga yang cukup lebar,” jelas Direktur Utama PT Sarinah, Raisha Syarfuan saat pembukaan di Jakarta Premium Outlets, Tangerang, Kamis (12/6/2025).

Hadirnya Sarinah di tengah deretan outlet jenama fesyen internasional di JPO menjadi salah satu cara memperkenalkan eksistensi wastra lokal Indonesia ke wisatawan mancanegara. 

Tak hanya produk fesyen dari wastra, pengunjung juga bisa temukan berbagai macam aksesori lokal, alas kaki, cendera mata, serta kelengkapan fesyen karya anak bangsa lainnya. 

“JPO ini bagian dari Simon Premium Outlets yang ada di Malaysia sehingga pengunjung yang datang pun banyak sekali dari turis Malaysia, Singapura, negara ASEAN lainnya, hingga turis lokal dari luar Jakarta juga,” tambah dia.

Ada brand apa saja di Sarinah Jakarta Premium Outlet?

PT Sarinah atau Sarinah (InJourney Retail) membuka gerai ke-14 yang berlokasi di Jakarta Premium Outlets (JPO), Alam Sutera, Tangerang, pada Kamis (12/6/2026).

Untuk kategori fesyen dan batik, Sarinah menggandeng beberapa jenama unggulannya, seperti Wilsen Willim, Edward Hutabarat, Oscar Lawalata, Parang Kencana, Danar Hadi, Itang Yunasz, Riana Kesuma, Batik Harni, Batik Chic, Nona Rara, dan Enom.

Sementara itu, untuk aksesori, seperti perhiasan ada dari jenama Pyo, Ellyhan, dan Kahyangan.

Adapun untuk alas kaki, turut hadir merek Wimo dan Langkah by Lina Lee di Sarinah JPO.

Raisha mengungkap, 16 jenama lokal yang mejeng di Sarinah JPO ini bisa saja berganti ataupun bertambah. 

Hal ini akan disesuaikan dengan hasil evaluasi dan minat pelanggan dalam waktu tiga bulan setelah buka. 

“Kami tidak ingin memasukan yang menurut kami bagus saja, tapi dari warna, model, jenis wastranya akan disesuaikan dengan minat pelanggan,” jelas dia.

Dengan lokasi yang dekat dengan Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Raisha berharap semakin banyak wisatawan, khususnya wisatawan mancanegara, yang tertarik membawa pulang produk lokal khas Indonesia untuk dibawa ke negara asalnya. 

“Karena dekat juga dengan bandara, jadi mereka yang ingin mencari cinderamata atau wastra khas Indonesia bisa ke sini,” tutup Raisha.