Gerakan Berhenti Merokok Prioritaskan Turunnya Angka Perokok Pemula di Indonesia

Gerakan Berhenti Merokok Prioritaskan Turunnya Angka Perokok Pemula di Indonesia

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI bekerja sama dengan Kenveu dan Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI), luncurkan program Gerakan Berhenti Merokok untuk Indonesia Sehat. Gerakan ini diinisiasi menurunkan angka kejadian perokok pemula.

Direktur Penanggulangan Penyakit Tidak Menular Kementerian Kesehatan RI, Siti Nadia Tarmizi, mengatakan kalau tren angka perokok di Indonesia naik. Persentase kenaikannya perokok anak usia 10-18 tahun mencapai 5,9 juta.

"Iya tentunya target kita itu adalah bagaimana melindungi perokok pemula. Kita tahu kalau orang sudah merokok, tadi sudah kita dengar ya, paparan dari berbagai narasumber Prof. Agus itu sangat sulit untuk berhenti merokok," katanya saat ditemui di Ballroom Mutiara, JW Marriot, Jakarta Pusat, Rabu (11/6).

Dia juga mengatakan temuan data Survei Kesehatan Indonesia (SKI) dari tahun ke tahun menunjukkan usia anak yang merokok pun mengalami percepatan usia terpapar kebiasaan merokok.

"Berdasarkan data SKI 2023, anak berusia 4-9 tahun yang merokok sebanyak 2.6 persen. Usia 10-14 tahun sebanyak 44.7 persen dan usia 15-19 tahun mencapai 52.8 persen," kata dia.

Maka layanan disediakan membantu mengupayakan kebiasaan merokok menjadi berhenti merokok. Kemenkes menyadari menyadari untuk berhenti dari kebiasaan adiktif ini bukan hal yang mudah.

"Kita tahu bahwa karena untuk berhenti merokok itu ada fase yang cukup berat ya, sakau lah ya, yang harus tentunya kita bantu. Selain tadi sudah juga kita dengar faktor-faktor lingkungan yang pemengaruhi," kata dia.

Nadya mengatakan kalau pihaknya menargetkan penurunan angka perokok pemula ini menurun hingga 6 persen sampai tahun 2030.

"Kita ingin kalau bisa sampai dengan 6 persen di tahun 2030," kata dia.

Sementara itu upaya yang dilakukam dalam Gerakan Berhenti Merokok ini, Kemenkes melakukan terobosan berupa membuka ayanan Unit Berhenti Merokok (UBM).

UBM menyediakan jenis layanan seperti skrining, pengukuran Kadae CO, edukasi dan konseling serta farmakoterapi.

Terobosan Farmakoterapi: Lewat Terapi Pengganti Nikotin alias Nicotine Replacement Therapy (NRT)

NRT sejauh ini diklaim efektif membantu kebiasaan merokok. Bentuk NRT sendiri bermacam ada bentuk permen karet nikotin, patch, tablet hisap, dan semprotan mulut.

Indonesia sendiri sudah memiliki produk NRT bernama "Nicorette". Produk ini diklaim Kenveu meningkatkan tingkat kesuksesan berhenti merokok 2X lipat dibandingkan dengan niat saja dan 5X lipat jika dikombinasikan dengan konseling, dengan dosis nikotin yang terkontrol.

"Konseling dihadirkan lewat program kolaborasi edukasi di UBM untuk bagi tenaga kesehatan, masyarakat termasuk edukasi digital untuk mendampingi proses berhenti merokok secara menyeluruh," kata Marketing Director Kenvue Indonesia Fika Yolanda. (Tka)