Malam 1 Suro 2025 Jatuh pada 26 Juni, Catat Tanggalnya!

1 Suro, kapan malam 1 suro, 1 suro kapan, kapan malam 1 suro 2025, 1 suro 2025, 1 suro 2025 jatuh pada, 1 suro 2025 jatuh pada tanggal jawa, 1 suro 2025 sampai tanggal berapa, kapan 1 Suro 2025, kapan 1 suro 2025 jatuh pada tanggal, Malam 1 Suro 2025 Jatuh pada 26 Juni, Catat Tanggalnya!

 Malam 1 Suro 2025 yang menandai pergantian tahun baru dalam kalender Jawa, dipastikan jatuh pada Kamis malam, 26 Juni 2025.

Malam tersebut menjadi awal dari bulan Suro dalam penanggalan Jawa, yang sarat dengan nilai spiritual, tradisi, dan budaya.

Penetapan tanggal ini merujuk pada perhitungan kalender Jawa yang menggunakan sistem kalender lunisolar, yakni gabungan antara peredaran bulan dan matahari.

Dalam sistem ini, satu tahun Jawa terdiri dari 354 atau 355 hari, terbagi dalam 12 bulan: Sura, Sapar, Mulud, Bakda Mulud, Jumadilawal, Jumadilakir, Rejeb, Ruwah, Pasa, Sawal, Dulkangidah, dan Besar.

Makna Malam 1 Suro

Malam 1 Suro dikenal luas oleh masyarakat Jawa sebagai malam yang sakral. Dalam tradisi Kejawen, malam ini sering dijadikan momen untuk menyepi, bertapa, dan melakukan ritual spiritual.

Banyak yang mempercayai malam tersebut sebagai waktu yang baik untuk introspeksi diri, memohon keselamatan, dan menjauhkan diri dari keramaian duniawi.

Dalam masyarakat umum, malam 1 Suro juga identik dengan berbagai ritual adat, seperti kirab pusaka, tirakatan, dan jamasan. Di sejumlah wilayah seperti Solo, Yogyakarta, hingga Cirebon, berbagai kegiatan budaya biasa digelar pada malam ini.

Sejarah Penanggalan Kalender Jawa

Kalender Jawa dalam bentuk sekarang merupakan hasil reformasi Sultan Agung Hanyakrakusuma, raja Mataram Islam yang berkuasa pada abad ke-17. Kalender ini pertama kali diperkenalkan pada Jumat Legi bulan Jumadil Akhir tahun 1555 Saka atau bertepatan dengan 8 Juli 1633 Masehi.

Tujuan Sultan Agung menetapkan kalender ini adalah untuk menggabungkan unsur budaya Jawa, Islam, dan pengaruh Hindu-Buddha ke dalam satu sistem penanggalan.

Ia mengadopsi struktur penanggalan Islam yang berbasis lunar, namun mempertahankan siklus mingguan dan sebagian nama-nama bulan dari tradisi Hindu-Buddha.

Langkah Sultan Agung ini dianggap monumental dalam upaya menyatukan identitas kebudayaan lokal dengan nilai-nilai Islam, serta memperkuat otoritas politik dan spiritual kerajaannya.

Kalender Jawa dan Kalender Masehi

Karena menggunakan sistem lunisolar, tanggal-tanggal dalam kalender Jawa tidak selalu sama dengan kalender Masehi. Misalnya, pada tahun ini, malam 1 Suro 1959 Jawa (tahun Alip) jatuh pada Kamis malam, 26 Juni 2025, sedangkan tahun sebelumnya jatuh pada tanggal berbeda.

Kalender Jawa juga mengenal siklus windu dan kurup. Dalam satu windu terdapat 8 tahun Jawa, sedangkan satu kurup mencakup 120 tahun Jawa.

Sistem ini digunakan dalam menghitung siklus hari-hari pasaran (Legi, Pahing, Pon, Wage, Kliwon), serta menentukan hari baik dan buruk dalam tradisi masyarakat Jawa.

Malam 1 Suro bukan hanya penanda waktu, tetapi juga penanda tradisi dan peradaban. Di berbagai daerah di Pulau Jawa, malam ini menjadi momentum tahunan untuk menggelar acara ritual budaya.

Misalnya, Keraton Yogyakarta dan Kasunanan Surakarta biasanya mengadakan kirab malam 1 Suro dengan mengarak benda-benda pusaka keraton. Warga akan ikut serta dalam arak-arakan sebagai bentuk penghormatan terhadap leluhur dan nilai-nilai spiritual yang diyakini.

Sejumlah komunitas Kejawen juga melaksanakan tirakat dan semedi di tempat-tempat yang dianggap keramat, seperti gunung, pantai, atau sendang.

Semua ini mencerminkan bahwa kalender Jawa, dan khususnya malam 1 Suro, masih hidup dalam kesadaran budaya masyarakat hingga saat ini.