Menghadapi Inspeksi Mobil Bekas: Panduan untuk Pembeli

Proses inspeksi mobil bekas kini semakin umum dilakukan oleh calon pembeli, terutama melalui layanan pihak ketiga seperti inspektor independen.
Namun, sebagian pedagang menilai ekspektasi dari tim inspeksi kadang terlalu tinggi dan tidak sesuai dengan kondisi mobil bekas pada umumnya.
Rama, pemilik showroom Rama Dagang Mobil, mengatakan bahwa pada dasarnya para pedagang tidak anti terhadap kehadiran inspektor mobil.
Showroom mobil bekas Doyan Mobil di Jakarta Selatan.
Bahkan, menurutnya, pedagang profesional memang ingin memberikan informasi yang jelas dan transparan kepada konsumen.
“Kadang bete yang enggak perlu diomongin aja gitu sih. Misalnya apa ya, yang wajar sih sebetulnya, misalkan itu mobil bekas nabrak atau banjir dikasih tahu (ke calon konsumen) itu wajar, dan sebetulnya banyak pedagang yang memang tidak akan ambil mobil seperti itu," kata Rama saat ditemui Kompas.com, Senin (7/7/2025).
Rama menjelaskan bahwa setiap pedagang punya prinsip dasar saat memilih unit untuk dijual kembali.
Salah satunya adalah menghindari mobil bekas tabrakan besar atau banjir, karena dinilai berisiko dan tidak layak dijual ke konsumen umum.
Perusahaan pembiayaan PT Mandiri Utama Finance (MUF) mengadakan Mobil Bekas Expo (MOBEX) pada tanggal 14-23 Maret 2025 di BroomHive Jatiasih, Kota Bekasi, Jawa Barat.
"Pakem pertama kali, kalau itu mobil bekas nabrak atau banjir jangan diambil, walau murah, pulang aja, jangan dibeli terus buat dijual lagi,” ujarnya.
Namun, di luar kasus ekstrem seperti itu, banyak mobil bekas yang masih sangat layak dipakai.
Beberapa bahkan sudah mengalami perbaikan ringan agar tampil lebih prima sebelum dijual.
Ada beberapa sorotan penting yang diungkapkan oleh jasa inspeksi mobil bekas saat mengecek sebuah mobil bekas.
“Kalau mobilnya sudah didandanin, dicat ulang, diperbaiki kaki-kakinya, kan kondisinya sudah prima. Bahkan ada rekam jejak perbaikannya. Dari situ saja sudah bisa dinilai mobilnya masih bagus,” katanya.
Menurut Rama, yang kadang membuat pedagang merasa kurang nyaman adalah ketika inspektor terlalu fokus pada hal-hal kecil, seperti baret halus, bekas dempul, atau kondisi kolong mobil yang memang wajar terpakai.
“Namanya mobil bekas ya pasti ada saja. Misalnya cat sudah dicat ulang, ya itu wajar. Kalau hasil cat-nya rapi dan bagus, justru itu menunjukkan mobilnya dirawat,” kata dia.
“Apa bedanya? Itu bukan kekurangan," katanya.
Rama menegaskan bahwa kunci jual beli mobil bekas yang sehat adalah transparansi dari pedagang dan ekspektasi yang masuk akal dari pembeli maupun inspektor.
Rama menjelaskan bahwa jika memang ada catatan penting, seperti bekas tabrak atau banjir, itu wajib disampaikan kepada calon konsumen.
Namun, jika hanya lecet kecil atau perbaikan ringan, jangan dibesar-besarkan.