Perang Harga Mobil Baru Bikin Semua Segmen Mobil Bekas Tertekan

Pasar mobil bekas di Indonesia kini menghadapi tekanan berat akibat perang harga di pasar mobil baru, terutama dari produsen mobil listrik asal China.
Ketua Asosiasi Mobil Bekas Indonesia (AMBI), Tjung Subianto, menyebut dampaknya terasa di semua segmen, bukan hanya pada mobil murah.
“Sekarang semua segmen kena. Begitu harga mobil baru turun, pasar langsung kaget,” ujar Tjung, kepada Kompas.com belum lama ini.
Mobil bekas di Carsentro Solo Baru.
Salah satu contoh paling nyata adalah anjloknya harga Toyota Alphard bekas akibat hadirnya Denza D9, MPV listrik premium yang dibanderol agresif.
“Dulu Alphard bekas masih laku di angka Rp900 juta ke atas, tapi karena Denza D9 harganya di bawah Rp1 miliar, peminat Alphard kini beralih,” kata Tjung.
Menurutnya, Denza D9 yang menawarkan fitur canggih, teknologi listrik, dan desain modern langsung memengaruhi persepsi pasar.
“Konsumen menilai lebih masuk akal membeli mobil baru dengan fitur lengkap dan harga bersaing, ketimbang Alphard bekas yang harga dan teknologinya relatif lebih lawas,” ujarnya.
Sebelumnya, Direktur Utama PT Balai Lelang Serasi (Ibid) Daddy Doxa Manurung mengingatkan bahwa meski saat ini dampaknya belum terlalu terasa, tekanan terhadap harga mobil bekas nyaris tak terhindarkan.
Ia mencontohkan BYD Atto1 yang dibanderol mulai Rp 195 juta. Harganya mepet mobil baru di segmen LCGC, atau mobil segmen Low MPV dan Low SUV bekas tahun muda.
“Kalau trennya terus turun, bisa saja enam bulan atau setahun lagi harga mobil barunya di bawah Rp 150 juta. Logikanya, harga sekennya pasti ikut turun,” kata Doxa.
Terangi negeri dengan literasi, satu buku bisa membuka ribuan mimpi. Lewat ekspedisi Kata ke Nyata, Kompas.com ingin membawa ribuan buku ke pelosok Indonesia. Bantu anak-anak membaca lebih banyak, bermimpi lebih tinggi. Ayo donasi via Kitabisa!