Perang Harga Mobil Baru: Segmen Mana yang Aman?

Perang Harga Mobil Baru: Tidak Semua Segmen Terpengaruh
JAKARTA, KOMPAS.com - Perang harga mobil baru yang melanda pasar otomotif nasional dalam beberapa bulan terakhir menunjukkan dampak yang bervariasi di antara segmen-segmen kendaraan.
Sementara beberapa kategori mobil mengalami penurunan tajam dalam penjualan, ada segmen-segmen tertentu yang ternyata tetap stabil dan tidak terpengaruh oleh guncangan ini.
Suzuki Carry Pikap
Menurut Tjung Subianto, Ketua Asosiasi Mobil Bekas Indonesia (AMBI), dua jenis mobil yang relatif aman dari dampak perang harga adalah mobil niaga dan mobil hobi.
Mobil Niaga Tetap Stabil di Tengah Perang Harga
Mobil niaga, seperti pikap dan blind van, tetap memiliki pasar yang stabil.
Tjung menjelaskan bahwa kendaraan komersial ini menjadi tulang punggung bagi banyak pelaku usaha, sehingga permintaan untuk mobil ini tidak banyak berubah meskipun harga mobil baru terus ditekan.
“Mobil angkutan barang atau mobil niaga relatif tidak terdampak perang harga. Merek China sebenarnya sudah masuk, seperti DFSK Gelora, tapi promosinya tidak segencar mobil penumpang. Jadi dampaknya tidak terlalu terasa,” ujar Tjung dalam wawancaranya dengan Kompas.com.
Kebutuhan masyarakat dan dunia usaha terhadap kendaraan niaga membuat segmen ini cenderung lebih tahan banting dibandingkan dengan mobil penumpang.
Mobil Hobi: Kategori yang Jarang Terseret Perang Harga
Di samping mobil niaga, segmen mobil hobi juga termasuk dalam kategori yang aman.
Mobil hobi mencakup jenis kendaraan seperti jeep, sport car, hingga mobil premium.
Dengan pasar yang terbatas dan daya beli pembeli yang kuat, harga mobil hobi jarang terpengaruh oleh perang harga.
“Mobil hobi itu spesifik. Misalnya jip atau sport car, bahkan mobil premium. Jarang tersentuh. Paling yang agak terimbas hanya MPV premium seperti Alphard karena muncul pesaing baru seperti Denza D9,” ungkap Tjung.
Dampak Melemahnya Daya Beli Masyarakat
Meskipun terdapat segmen yang relatif aman dari dampak perang harga, Tjung menekankan bahwa sebagian besar jenis mobil lainnya tetap terdampak, terutama akibat melemahnya daya beli masyarakat.
“Kalau ekonomi memburuk, semua ikut terkena imbas. Tidak ada segmen yang benar-benar aman. Bedanya hanya besar kecilnya penurunan,” tutupnya.
Kondisi ini mencerminkan bahwa meski beberapa segmen kendaraan masih mampu bertahan, tantangan yang dihadapi oleh pasar otomotif nasional tetap signifikan.
Kemandekan ekonomi dan persaingan harga akan terus menjadi perhatian bagi para pelaku industri otomotif di Indonesia.
Terangi negeri dengan literasi, satu buku bisa membuka ribuan mimpi. Lewat ekspedisi Kata ke Nyata, Kompas.com ingin membawa ribuan buku ke pelosok Indonesia. Bantu anak-anak membaca lebih banyak, bermimpi lebih tinggi. Ayo donasi via Kitabisa!