Perang Harga, Gaikindo Tidak Ikut Intervensi

Digelarnya pameran otomotif Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2025 memicu terjadinya perang harga antar pabrikan otomotif. Banyak pabrikan yang memberikan diskon besar-besaran.
Harga mobil yang murah seolah-olah menguntungkan konsumen, sehingga bisa memiliki mobil baru. Namun, perang harga ini bisa mengganggu keberlangsungan industri dalam jangka panjang.
Ketua Umum Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) Yohannes Nangoi, mengatakan, pihaknya tidak pernah melakukan kontrol mengenai harga.
BYD Atto 1
"Harga itu kami serahkan sepenuhnya kepada pemain otomotif tersebut, karena kami juga tahu mengenai undang-undang perlindungan konsumen, yang tidak membolehkan kita melakukan, apa itu istilahnya? Monopoli," ujar Yohannes, kepada wartawan, saat ditemui di ICE BSD, Tangerang, belum lama ini.
"Jadi, kita sama-sama naikin harga, sama-sama turun. Jadi, kami serahkan itu semuanya ke pemain otomotif," kata Yohannes.
Menurut Yohannes, jika ada pabrikan yang menurunkan harga, mungkin baik untuk sebagian konsumen. Walaupun ada juga sisi tidak baiknya, karena yang sudah beli duluan mungkin akan kecewa.
BYD Atto 1
Perang harga ini terjadi khususnya pada segmen mobil listrik China. Banyak diler yang memberikan diskon ekstrem hingga ratusan juta rupiah.
Contoh kasusnya seperti yang terjadi belum lama ini, ada konsumen yang merasa dirugikan karena Wuling Binguo EV turun harga Rp 180 juta dalam 7 bulan.