Dampak Perang Harga, Banderol Mobil Bekas Terancam Turun

Pasar mobil bekas diprediksi akan menghadapi tekanan baru seiring makin agresifnya perang harga di segmen mobil baru. Penurunan harga yang terjadi pada sejumlah model, terutama mobil listrik (EV).
Fenomena ini bukan hanya menarik perhatian konsumen, tapi juga berpotensi menekan nilai jual kembali mobil bekas di segmen tertentu.
Daddy Doxa Manurung, Direktur Utama PT Balai Lelang Serasi (Ibid), menyebut bahwa meski saat ini dampaknya belum terasa signifikan, tekanan terhadap harga mobil bekas nyaris tak terhindarkan dalam waktu dekat.
“Kalau sekarang belum kelihatan, tapi ke depan kami sudah antisipasi. Ini pasti akan berdampak,” ujar Doxa, kepada Kompas.com (6/8/2025).
Doxa mencontohkan fenomena harga mobil EV yang makin murah. Contohnya, BYD Atto1 yang dibanderol mulai Rp 195 juta.
Jika tren ini berlanjut dan harga turun lebih jauh dalam beberapa bulan ke depan, maka mobil-mobil seken yang berada di rentang harga tersebut akan ikut terpengaruh.
Ilustrasi mobil bekas.
“Orang bisa saja nunggu sebentar, enam bulan atau setahun, harga mobil barunya bisa di bawah Rp 150 juta. Logikanya, harga sekennya juga pasti ikut turun,” katanya.
Ia juga mengatakan, segmen yang paling rentan terdampak adalah mobil-mobil bekas di bawah Rp 200 juta, seperti LCGC, yang saat ini mendominasi sekitar 60–70 persen stok Ibid.
Doxa memperkirakan potensi penurunan harga bisa mencapai 10 hingga 20 persen, tergantung bagaimana perkembangan pasar EV dan kecepatan distribusi unit baru ke konsumen.
Namun begitu, Doxa mengingatkan bahwa semua masih bersifat potensi. Ia menilai semester II 2025 akan menjadi periode krusial untuk melihat sejauh mana dampak penurunan harga mobil baru benar-benar menekan pasar mobil bekas.
“Kita lihat nanti Agustus, September, Oktober. Kalau penjualan naik tajam, bisa jadi itu efek dari showroom atau pelaku usaha yang buru-buru menjual unit karena khawatir harga makin turun,” kata dia.
Terangi negeri dengan literasi, satu buku bisa membuka ribuan mimpi. Lewat ekspedisi Kata ke Nyata, Kompas.com ingin membawa ribuan buku ke pelosok Indonesia. Bantu anak-anak membaca lebih banyak, bermimpi lebih tinggi. Ayo donasi via Kitabisa!