Apa Itu BRICS? Sejarah, Tujuan, dan Mengapa Indonesia Memutuskan Bergabung

Untuk pertama kalinya sejak dilantik, Presiden Prabowo Subianto dijadwalkan menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) BRICS di Rio de Janeiro, Brasil, pada 6–7 Juli 2025.
Kehadiran ini menandai peran baru Indonesia sebagai anggota penuh BRICS mulai awal tahun 2025. Selain mengikuti agenda utama KTT, Presiden Prabowo juga akan melakukan pertemuan bilateral dengan sejumlah negara guna memperkuat kerja sama lintas sektor.
Kehadiran Indonesia di forum internasional ini bukan sekadar simbolik. BRICS saat ini berkembang menjadi salah satu kelompok strategis dunia, baik dari sisi ekonomi, politik, maupun keamanan global.
Apa Itu BRICS?
BRICS adalah akronim dari lima negara pendiri: Brasil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan (South Africa). Kelompok ini dibentuk sebagai wadah kerja sama antar negara berkembang dengan tujuan memperkuat pengaruh dalam tata kelola global, terutama dalam isu ekonomi, geopolitik, dan pembangunan berkelanjutan.
Meski awalnya hanya terdiri dari lima anggota, kini BRICS telah berkembang menjadi BRICS+, dengan tambahan negara baru seperti Mesir, Ethiopia, Iran, Arab Saudi, dan Uni Emirat Arab yang diumumkan pada KTT 2023 di Johannesburg.
Sejarah Singkat BRICS
Presiden Prabowo Subianto saat hadir bersama para pemimpin negara dan delegasi di sesi rapat pleno KTT BRICS di Gedung Museum Seni Modern Rio De Janeiro, Brasil, Minggu (6/7/2025). (ANTARA/Andi Firdau
Gagasan pembentukan BRICS dimulai dari pertemuan para menteri luar negeri Rusia, Brasil, India, dan China di New York pada 2006.
Pertemuan ini diinisiasi oleh Rusia dan menjadi langkah awal menuju kerja sama strategis jangka panjang antar negara berkembang.
Empat negara ini kemudian menggelar KTT perdana pada tahun 2009 di Yekaterinburg, Rusia. Di sinilah mereka menyepakati visi bersama: memperkuat dialog dan kolaborasi dengan cara yang terbuka, bertahap, dan pragmatis. Afrika Selatan resmi bergabung pada 2010, menjadikan BRIC menjadi BRICS.
Tujuan dan Peran BRICS di Dunia Global
Secara umum, BRICS dibentuk untuk:
-
Mendorong keseimbangan kekuatan global agar tidak hanya didominasi negara-negara maju Barat.
-
Memperkuat kerja sama ekonomi dan keuangan antar negara berkembang.
-
Menjadi platform alternatif dalam menyuarakan kepentingan negara-negara Global South.
-
Mendukung reformasi lembaga-lembaga internasional seperti PBB, IMF, dan Bank Dunia agar lebih inklusif dan representatif.
-
Membahas isu-isu krusial seperti perubahan iklim, teknologi kecerdasan buatan (AI), dan keamanan pangan.
Dalam KTT BRICS 2025, isu yang akan dibahas mencakup:
-
Konflik geopolitik yang terus berlangsung di berbagai kawasan.
-
Reformasi tata kelola global dan sistem multilateral.
-
Kolaborasi di bidang ekonomi, keuangan, dan teknologi, termasuk pengembangan regulasi AI.
-
Aksi perubahan iklim dan kesehatan global.
Mengapa BRICS Penting Bagi Indonesia?
Dengan bergabungnya Indonesia ke dalam BRICS, terbuka banyak peluang strategis, antara lain:
-
Akses ke pasar negara berkembang yang memiliki potensi besar dan pertumbuhan ekonomi yang pesat.
-
Peningkatan kerja sama investasi, terutama di sektor energi terbarukan, infrastruktur, dan industri digital.
-
Penguatan posisi Indonesia dalam diplomasi global, khususnya sebagai jembatan antara negara-negara Selatan (Global South) dan Barat.
-
Diversifikasi mitra strategis, yang selama ini terlalu bergantung pada negara-negara G7 atau Barat.
Keterlibatan aktif Indonesia di BRICS bisa membawa dampak positif, terutama dalam memperjuangkan kepentingan negara berkembang secara lebih kolektif dan seimbang.
BRICS dan Kekuatan Ekonomi Global
Jika digabung, negara-negara anggota BRICS mencakup lebih dari 40% populasi dunia dan menyumbang sekitar 30% dari Produk Domestik Bruto (PDB) global. Kekuatan mereka terletak pada:
-
Jumlah penduduk yang sangat besar
-
Akses ke sumber daya alam yang melimpah
-
Pertumbuhan ekonomi yang konsisten
Kondisi ini membuat BRICS dianggap sebagai kekuatan alternatif di tengah dominasi Barat, khususnya dalam sistem keuangan dan kebijakan global.
Keikutsertaan Indonesia dalam BRICS mencerminkan arah baru dalam politik luar negeri: lebih terbuka, lebih strategis, dan lebih berimbang.
Di tengah dunia yang semakin multipolar, Indonesia memposisikan diri sebagai pemain aktif, bukan hanya pengikut.