Semerbak Harum Kemenyan Indonesia Menyebar ke Seluruh Dunia

pohon kemenyan, benzoin, Sytrax sumatrana, Benzoin, sytrax sumatrana, Semerbak Harum Kemenyan Indonesia Menyebar ke Seluruh Dunia

Parfum dari Eropa atau Amerika memiliki kesan aroma yang glamor, mewah, dan elegan. Siapa sangka jika bahan baku parfum-parfum mewah tersebut diambil dari tanah Indonesia, antara lain kemenyan. 

Kemenyan adalah kristal padat yang berasal dari getah pohon kemenyan. Ketika dibakar, kristal ini akan menghasilkan bau harum. Kemenyan dihasilkan dari jenis Sytrax benzoin, Sytrax sumatrana yang merupakan endemik Sumatera.

Menurut bespoke perfumer Divanda Gitadesiani, kemenyan dari Sumatera sering dipakai oleh perfumer internasional, termasuk merek-merek parfum terkenal.

"Hasil sulingan kemenyan yang disebut benzoin ini sering dipakai oleh perfumer dari luar negeri, termasuk tanaman patchouli dari Aceh juga," kata Divanda saat dihubungi Kompas.com (18/7/2025).

Beberapa parfum terkenal yang menggunakan benzoin antara lain Guirlain-Shalimar yang dibuat di tahun 1925, Tom Ford-Tobacco Vanille dibuat tahun 2007, dan parfum Dior-Addict yang dibuat tahun 2002.

Kemenyan diperkirakan sudah hidup lebih dari 1000 tahun. Sytrax sumatrana atau kemenyan toba menjadi terbaik dan paling mahal. Pada abad ke-7 Masehi, kemenyan ini sudah diperdagangkan di Barus, Sumatera Utara. Pedagang-pedagang Arab bertindak sebagai pembeli.

Kemenyan diperdagangkan dengan nama benzoin di perdagangan dunia. Benzoin digunakan untuk bahan obat, pengawet makanan, kosmetik, hingga parfum. Harga satu liter minyak benzoin paling murah bisa mencapai Rp 5 juta. 

Aroma kemenyan

Peneliti botani fitokimia dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Andria Agusta, mengatakan kemenyan diambil dengan cara menyadap getahnya (resin).

"Cara bikin parfum adalah dengan mengambil senyawa aromatik dari getah kemenyan sampai didapat senyawa aromatik tertentu dengan tingkat kemurnian tertentu," jelasnya

pohon kemenyan, benzoin, Sytrax sumatrana, Benzoin, sytrax sumatrana, Semerbak Harum Kemenyan Indonesia Menyebar ke Seluruh Dunia

Bespoke perfumer Divanda Gitadesiani.

Getah kemenyan mengeras menjadi bongkahan berwarna cokelat kekuningan dengan aroma manis dan woody.

Divanda menjelaskan, dalam bentuk mentah benzoin memiliki bentuk sedikit lengket seperti madu.

"Kalau kita mau kombinasikan dengan raw material lain, misalnya esential oil, untuk membuat parfum, benzoin dilelehkan dulu agar teksturnya tidak terlalu kental dan sedikit cair," kata pengajar di Klei Studio Jakarta yang rutin memberikan workshop pembuatan pafum ini.

Menurut Divanda, benzoin memiliki aroma yang manis, sedikit vanila, dan sensual.

"Aromanya memang lebih warm jadi cocok untuk dipakai di parfum yang mau wanginya warm, leathery, dan balsamik. Ini memang untuk parfum yang agak bold," paparnya.

Selain dari Indonesia, tanaman kemenyan juga tumbuh di beberapa negara Asia yang memiliki spesies Styrax berbeda. Sementara itu di Afrika yang resinnya disebut Frankincense berasal dari pohon Boswellia.

"Frankincense memiliki karakter aroma yang berbeda dengan benzoin, dia agak sedikit spices," papar Divanda.

Frankincese cocok untuk parfum oriental, woody, amber, dan chypre untuk memberi kesan wewangian yang klasik dan punya kesan spiritual.

Pohon kemenyan mulai langka

Kemenyan tumbuh secara alami di hutan-hutan alam di ketinggian 1.000 meter-1.400 meter di atas permukaan laut. Pohon ini bisa tumbuh di hutan alam yang masih bagus di antara tanaman-tanaman hutan lain. 

Namun, dengan luasan hutan yang terus menyusut, pohon kemenyan mulai berkurang sehingga produksi benzoin pun ikut terpengaruh.

Davinda mengakui isu keberlanjutan memang menjadi isu yang diperdebatkan oleh para paracik parfum.

"Pembuat parfum pun punya aliran masing-masing, ada yang maunya hanya memakai bahan natural, ada yang pure sintetis, tapi ada juga yang tengah-tengah yaitu kalau masih bisa pakai natural yang harganya terjangkau," jelasnya.

Untuk benzoin sendiri, resin yang natural memiliki harga sangat mahal sehingga lebih banyak dipakai oleh parfum mewah.

Menurut Davinda, bahan baku parfum yang natural memang memiliki komponen yang kompleks sehingga para ahli kimia pun belum bisa menirunya dengan sempurna.

"Kalau pakai yang natural wanginya benar-benar bulat dan ada kesan mistis. Sedangkan yang sintetis wanginya terkadang beda-beda," katanya.

Namun, untuk parfum yang dibuat secara massal, menurut Davinda penggunaan aroma benzoin sintetis tak terelakkan untuk menekan biaya produksi.

Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka baru-baru ini melontarkan keinginannya untuk mendorong hilirisasi kemenyan asal Indonesia agar memberi nilai tambah. 

Semoga ini juga berarti kelestarian hutan tempat pohon Sytrax sumatrana dapat terus dijaga. Sehingga kelak wangi kemenyan terus menyebar ke seluruh dunia.