Jaecoo J8 resmi diperkenalkan ke konsumen seharga Rp 600 jutaan. Bersamaan dengan itu versi PHEV (Plug-in Hybrid Electric Vehicle) J8 debut global di Indonesia.

Padahal sebelumnya Jaecoo juga sudah memperkenalkan dua model lain seperti J7 dan J5 EV. Bahkan J7 berpotensi dijual dengan banderol kompetitif.

Ternyata ada beberapa alasan mendasari keputusan tersebut. Tampaknya pihak Jaecoo lebih yakin dengan rangkaian fitur yang disematkan pada J8.

Jika dibandingkan memang perbedaan fiturnya cukup signifikan. Jaecoo J7 menggunakan penggerak AWD (All Wheel Drive) konvensional, sementara J8 dibekali ARDIS (All-Road Drive Intelligent System).

“Anda bisa lihat sendiri, mereka memiliki teknologi yang cukup unik. Ada suspensi CDC,” kata Max Zhou, Country Director Jaecoo Indonesia di Jakarta, Senin (21/07).

CDC Magnetic Suspension membantu menyesuaikan suspensi kendaraan sesuai kontur jalan dan mode berkendara.

Sistem itu dipadukan teknologi ARDIS yang mendistribusikan torsi ke setiap roda secara individual, dapat membantu mobil melibas berbagai kondisi jalan termasuk offroad.

Kemudian Jaecoo J8 PHEV diklaim punya performa mumpuni. Akselerasi 0-100 km/jam diklaim bisa dicapai hanya dalam waktu 5,4 detik saja.

“Saya pikir itulah kenapa kami memilih J8 sebagai mobil pertama yang diperkenalkan di pasar. Kami ingin berikan sinyal kami premium, tetapi premium bukan hanya desain, juga teknologi unik,” tegas Max.

Bicara soal nasib Jaecoo J7, Max mengungkapkan harga model tersebut akan segera diumumkan di pameran GIIAS (Gaikindo Indonesia International Auto Show) 2025.

Sebagai informasi, Jaecoo J8 dibekali mesin turbo 2.000 cc. Sedangkan varian hybrid-nya berkapasitas 1.500 cc dengan tiga motor elektrik dan baterai 34,3 kWh.