Aksi ‘Indonesia Cemas’ Tolak Politisasi Sejarah hingga Pembentukan Batalion di Aceh

Gelombang aksi protes dari mahasiswa menentang kebijakan pemerintah kembali terjadi. Kali ini, Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI) menggelar aksi unjuk rasa yang diberi nama aksi Indonesia Cemas 2025 di kawasan Patung Kuda, Jakarta Pusat, Senin (28/7), sejak pukul 14.00 WIB.
Dalam aksi itu, massa menyatakan menolak pengaburan dan politisasi penulisan sejarah, meminta peninjauan pasal bermasalah, dan meminta pemerintah transparan dalam menyampaikan perjanjian bilateral.
Mereka juga mendesak lakukan audit menyeluruh terhadap izin pertambangan, penegakan jaminan partisipasi adat dalam pengelolaan sumber daya.
“Lalu alokasikan keuntungan yang adil bagi masyarakat yang terdampak serta tindak tegas pelaksanaan illegal mining (penambangan ilegal) di berbagai wilayah di Indonesia," kata Kordinator Pusat BEM SI Muzammil Ihsan kepada wartawan di Jakarta, Senin (28/7).
Mereka juga mendesak pemerintah segera membatalkan pembangunan lima batalion baru di Aceh. Kemudian mendesak pembatalan pembangunan pengadilan militer dan fasilitas lainnya di lingkungan Universitas Riau dan meminta pencabutan UU TNI yang baru.
"Menuntut DPR, pemerintah, dan aparat untuk memberikan kebebasan dan transparansi dari kawan-kawan kita yang masih dalam status tersangka untuk diberi status kebebasan," jelasnya.
Massa juga menolak bentuk aktivitas yang mempromosikan perilaku LGBT di seluruh sektor kehidupan sosial. Termasuk menolak segala bentuk praktik dwifungsi jabatan hingga mendesak pemerintah dan DPR untuk mengesahkan RUU Perampasan Aset.
Polisi pun menyiagakan 1.489 personel untuk mengawal demo tersebut. Personel tersebut akan disebar ke sejumlah titik strategis untuk membantu pengamanan serta menjaga kelancaran arus lalu lintas. (Knu)