Pembubaran Rumah Doa di Padang Potret Buram Kehidupan beragama di Indonesia

Pembubaran Rumah Doa di Padang Potret Buram Kehidupan beragama di Indonesia

Kasus pembubaran kegiatan keagamaan dan perusakan rumah doa Kristen di Kota Padang, Sumatera Barat tak henti-hentinya menuai kecaman.

Deputi Direktur Amnesty International Indonesia, Wirya Adiwena, mengatakan, insiden ini adalah potret buram kehidupan beragama di Indonesia.

"Ini adalah potret buram kehidupan beragama di Indonesia. Pihak berwenang harus segera mengusut dan menyeret pelakunya segera ke meja hijau," kata Wirya dalam keteranganya di Jakarta dikutip Selasa (29/7).

Menurutnya, kasus di Padang ini terjadi hanya sebulan setelah insiden serupa di Sukabumi, saat sekelompok orang membubarkan dan merusak tempat retret pelajar Kristiani pada 27 Juni lalu. Berulangnya insiden ini terjadi karena ketidakseriusan negara dalam melindungi warga dalam beragama.

“Hal ini mengirimkan pesan ke masyarakat luas bahwa para pelaku kejahatan berbasis kebencian memang bisa berdiri di atas hukum,” jelas Wirya.

Wirya menganggap, negara bukan hanya tidak serius menindak insiden semacam ini, tetapi juga tidak mau merevisi aturan diskriminatif seperti Surat Keputusan Bersama Menteri dan Peraturan Bersama Menteri Agama dan Menteri Dalam Negeri No. 9 dan 8 Tahun 2006.

“Aturan ini justru kerap dijadikan dalih untuk melarang segala bentuk ibadah dari warga atas dasar agama dan keyakinan berbeda dari arus utama,” sesal Wirya.

Amnesty International Indonesia mengingatkan, kegagalan negara untuk bersikap tegas tidak hanya memperdalam luka dan ketakutan warga penganut agama minoritas. “Namun juga mengingkari kebebasan beragama bagi setiap warga negara yang dijamin konstitusi,” tandas Wirya.

Sekedar informasi, sekelompok orang membubarkan paksa aktivitas ibadah dan pendidikan agama di sebuah rumah doa milik jemaat Gereja Kristen Setia Indonesia (GKSI) Anugerah Padang di Kelurahan Padang Sarai, Kecamatan Koto Tangah, Kota Padang, Minggu sore 27 Juli 2025.

Tak hanya itu, mereka juga merusak fasilitas dan bangunan yang menjadi lokasi rumah doa tersebut. Dalam rekaman video yang disebarkan oleh media dan warganet di media sosial, tampak sekelompok pria merangsek ke sebuah bangunan. (Knu)